Sidang ke-27 Mastera: Jadikan Sastra dan Mastera Adaptif terhadap Perkembangan Zaman dan Dicintai oleh Generasi Muda
Jakarta, 24 September 2023—Seiring perkembangan zaman,
seluruh negara anggota Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) mengalami
problema yang hampir sama. Minat dan kecintaan generasi muda di kawasan Asia
Tenggara terhadap sastra kian menurun sehingga menyebabkan penurunan jumlah
sastrawan muda, khususnya kritikus sastra.
Menyadari realitas tersebut, seluruh negara anggota Mastera
dalam Sidang ke-27 menyepakati untuk mengembangkan Mastera yang lebih adaptif
terhadap perkembangan zaman. Upaya ini dilakukan agar sastra lebih dikenal oleh
generasi muda dan dapat menumbuhkan bibit-bibit sastrawan muda yang aktif,
kreatif, dan mumpuni pada masa depan.
Agenda utama Sidang ke-27 Mastera menindaklanjuti hasil
putusan Musyawarah Sekretariat Mastera 2023. Dalam sidang tersebut, para
delegasi menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi sastra di kawasan Asia
Tenggara saat ini. Minat dan kecintaan generasi muda terhadap sastra kian
luntur dan Mastera hanya dikenal oleh kalangan terbatas.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan
Bahasa), E. Aminudin Aziz, berharap melalui Sidang ke-27, seluruh negara
anggota Mastera dapat berdiskusi untuk mencari solusi dan bervisi bersama untuk
menjenamakan Mastera kepada generasi muda sekaligus menumbuhkan bibit-bibit
sastrawan muda yang kreatif, aktif, dan mumpuni.
“Mastera tidak boleh terlena dengan romantisme masa lalu.
Romantisme tidak salah. Namun, Mastera harus tetap bergerak dengan penuh
optimisme menyambut masa depan. Optimisme ke masa depan hanya dapat diraih
apabila seluruh negara anggota Mastera bersepakat untuk saling bekerja sama dan
siap membina generasi muda agar cinta terhadap sastra. Berbekal dari masa lalu,
Mastera pasti dapat melompat ke masa depan untuk menumbuhkan bibit-bibit
sastrawan muda yang kreatif, aktif, dan mumpuni,” ujar Aminudin.
Selaras dengan pernyataan tersebut, Ketua Delegasi Mastera
Brunei Darussalam, Awang Suip bin Haji Abdul Wahab, menyampaikan bahwa sastra Mastera harus adaptif
dan dapat dipakai oleh seluruh tingkat pendidikan dan pelbagai bidang ilmu.
Sesuai dengan objektivitasnya, Mastera harus mengembangkan program-program yang
selaras dengan semangat ASEAN dan berdampak besar terhadap masyarakat global.
“Pascapandemi Covid-19 banyak program Mastera yang tidak
dapat dilaksanakan. Oleh karena itu, Mastera Singapura menjalankan
program-program pembinaan secara terbatas kepada kalangan muda secara daring
melalui zoom. Contohnya, kelas diskusi, rapat kecil, kuliah sastra, dan seminar
daring. Kegiatan daring tersebut sangat efektif dan efisien dana serta dapat
menjangkau pelibatan di luar komunitas sastra. Selain itu, Mastera Singapura
menginisiasi program-program sastra Mastera secara multibahasa dan tanggap
teknologi agar Mastera lebih dikenal di kancah global,” tegas Azhar.
Ketua Delegasi Mastera Singapura, Azhar Ibrahim Alwee ingin
memperkenalkan Mastera dalam berbagai level acara. Hal tersebut diamini oleh
Ketua Delegasi Mastera Malaysia, Hazami.
“Dalam acara berlevel internasional, mari, perkenalkan
sastra Mastera dengan mengunakan bahasa Inggris dan tetap memperkenalkan bahasa
Melayu dan bahasa Indonesia. Pada acara level ASEAN, kita utamakan bahasa
Melayu dan bahasa Indonesia agar generasi muda di kawasan ASEAN merasa bangga
dan cinta dengan sastra dan bahasanya,” jelas Hazami.
Setuju dengan pernyataan para ketua delegasi tersebut,
Aminudin selaku Ketua Sidang ke-27 Mastera, mengajak seluruh anggota delegasi
untuk memilah program-program Mastera yang masih sesuai dan dapat dilaksanakan
pada 2024 serta menggugurkan program-program yang sudah tidak relevan dan
mustahil untuk dilakukan karena faktor keterbatasan di tiap negara anggota.
Adapun agenda Mastera pada 2024 adalah menjalankan program
dan kegiatan rutin yang berfokus pada 1) perancangan program sastra Mastera
yang berdampak besar dan luas dengan pemanfaatan teknologi, 2) publikasi masif
Mastera melalui media sosial dan menjalin kerja sama dengan
universitas-universitas secara lebih luas, 3) peningkatan sastra-sastra di
kawasan Asia ke level dunia, serta 4) penjenamaan kembali Mastera, khususnya bagi
generasi muda.
Kemudian, 5) menggencarkan pelatihan kritik sastra, 6) tema
SAKAT 2024 adalah “Transformasi Sastra dalam Ekonomi Kreatif” (tetap
mengedepankan tema yang menarik bagi generasi muda), 7) tema program penulisan
Mastera 2024 tentang penulisan novel dengan mengutamakan pelibatan generasi
muda, 8) menyelesaikan Sisipan Lembaran Mastera yang belum terselesaikan, 9)
penggiatan penulisan jurnal antarnegara, khususnya antarnegara anggota Mastera,
serta 10) program-program Mastera baik dilakukan secara daring, namun,
pertemuan luring untuk sidang-sidang kesekretariatan dan sidang umum tetap
harus dilakukan.
Tentang Mastera
Mastera merupakan majelis yang bertujuan untuk merencanakan
dan memantau perkembangan sastra di negara-negara Asia Tenggara. Mastera
didirikan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 1996 atas gagasan dari Malaysia,
Brunei Darussalam, dan Indonesia. Kemudian, Singapura dan Thailand menyusul
menjadi anggota. Contoh kegiatan rutin Mastera, antara lain, ialah kegiatan
penelitian, penerjemahan, pengkajian, penerbitan buku, seminar, sidang,
musyawarah sekretariat, pemberian penghargaan, serta program pelatihan penulisan
(program terbaru).
Pada 2023 tugas kepengurusan Mastera dipercayakan kepada
Mastera Indonesia. Mastera Indonesia berada di bawah koordinasi Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Sebagai tuan rumah, Badan
Bahasa telah melaksanakan seluruh agenda kegiatan Mastera tahun 2023, baik
Musyawarah Sekretariat Mastera 2023 (Bogor, 20—23 Juni 2023), kegiatan Program
Penulisan Mastera: Naskah Drama (Jakarta, 28 Agustus—1 September 2023), dan
rangkaian kegiatan Sidang ke-27 Mastera (Seminar Antarbangsa Kesusastraan Asia
Tenggara (SAKAT), kegiatan Penghargaan Mastera, Forum Penulisan Sastrawan
Tamu/Asuhan Mastera, dan Sidang ke-27 Mastera (Jakarta, 19—23 September 2023).
Sidang ke-27 Mastera diselenggarakan di Hotel Jakarta Mangga
Dua Square, Jakarta pada 21—23 September 2023. Sidang umum tersebut merupakan
salah satu agenda dari rangkaian acara Sidang ke-27 Mastera. Sidang Ke-27
Mastera diikuti secara aktif oleh 38 orang peserta dari Mastera Indonesia,
Mastera Malaysia, Mastera Brunei Darussalam, dan Mastera Singapura.
Delegasi Mastera Malaysia beranggotakan lima orang, yaitu
Dr. Hazami bin Jahari (Pengerusi Mastera Malaysia selaku Ketua Perwakilan
Mastera Malaysia), Encik Abdul Ghani bin Abu (Setiausaha), Prof. Dr. Hashim bin
Ismail (Pakar), Prof. Madya Dr. Salmah Jan binti Noor Muhammad (Pakar), dan
Puan Musazliza binti Mustan Shir (Sekretariat).
Delegasi Mastera Brunei Darussalam beranggotakan empat
orang, yaitu Awang Suip bin Haji Abdul Wahab (Pengerusi Mastera Brunei
Darussalam selaku Ketua Perwakilan Mastera Brunei Darussalam), Dayang Hajah
Aminah binti Haji Momin (Pakar), Awang Mohammed Zefri Ariff bin Mohammed Zain
Ariff (Pakar), dan Dayang Rosmuliati binti Haji Yahya (Penolong Setiausaha dan
Sekretariat).
Delegasi Mastera Singapura beranggotakan empat orang, yaitu
Dr. Azhar Ibrahim Alwee (Ketua Mastera Singapura selaku Ketua Perwakilan
Mastera Singapura), Dr. Nuraini Ismail (Pakar), Puan Siti Fazila Ahmad (Setiausaha),
dan Cik Liyana Nasyita (Sekretariat).
Sementara itu, delegasi Mastera Indonesia beranggotakan 10
orang, yaitu Prof. E. Aminudin Aziz, M.A., Ph.D. (Kepala Badan Bahasa/Ketua
Mastera Indonesia selaku Ketua Perwakilan Mastera Indonesia), Hafidz Muksin,
M.Si. (Wakil Ketua Mastera Indonesia), Drs. Imam Budi Utomo, M.Hum. (Sekretaris
Mastera Indonesia), Prof. Dr. Manneke Budiman (Pakar), Drs. Maman S Mahayana,
M.Hum. (Pakar), Drs. Agus R Sarjono, M.Hum. (Pakar), Prof. Dr. Yulianeta, M.Pd.
(Pakar), Sartono (Sekretariat), Meryna Afrila (Sekretariat), dan Nur Ahid
Prasetyawan P. (Sekretariat).
Penutupan Sidang ke-27 Mastera
Usai pembahasan dan diskusi, Sidang ke-27 Mastera
dilanjutkan dengan penandatanganan kesepakatan hasil sidang oleh para ketua
delegasi Mastera serta penyerahan tugas kepengurusan Mastera dari Mastera
Indonesia kepada Mastera Brunei Darussalam. Pada kesempatan itu pula para ketua
delegasi Mastera menyampaikan apresiasi kepada Mastera Indonesia yang telah
menyelenggarakan seluruh agenda kegiatan dan program Mastera 2023 dengan baik
dan lancar.
“Terima kasih Mastera Indonesia. Alhamdulilah seluruh tugas
Mastera tahun 2023 telah selesai dengan lancar. Segala hal yang perlu
diperbincangkan telah disetujui dan program-program tahun depan siap
dilaksanakan. Inisiatif Mastera Singapura mengenai pemanfaatan kecanggihan
teknologi, seperti publikasi secara masif melalui medsos dan kegiatan kelas
daring sangat baik dilakukan untuk pengembangan Mastera,” tutur Hazami.
Azwar menambahkan, Mastera Singapura banyak belajar dari
negara anggota Mastera lainnya, Malaysia, Indonesia, dan Brunei Darussalam.
“Meskipun dengan segala keterbatasan yang ada, kami berkomitmen yang terbaik
untuk melaksanakan program-program Mastera yang telah disepakati. Program-program
Mastera tahun depan niscaya akan kami laksanakan secara ringkas, padat,
efisien, serta sesuai kemampuan. Jadi, mohon maaf apabila nantinya ada kegiatan
atau program yang belum dapat terpenuhi sesuai target,” ucapnya
Tak ketinggalan, Awang Suip menyampaikan rasa terima kasih
atas pelayanan dan upaya yang dilakukan oleh Mastera Indonesia sehingga
program-program Mastera 2023 dapat terselenggara secara baik dan lancar.
“Berbekal praktik baik dari Mastera Indonesia, Mastera Brunei Darussalam siap
melaksanakan tugas kepengurusan Mastera 2024 dengan penuh komitmen dan tanggung
jawab. Mastera Brunei Darussalam akan mengundang seluruh negara anggota
Mastera. Mari, kita terus kembangkan Mastera ke level dunia,” ajak Awang Suip.
Sebelum menutup Sidang ke-27 Mastera, Aminudin menyampaikan
harapan agar seluruh agenda program Mastera 2024 dapat terlaksana dengan lancar
dan terwujud lebih sukses di masa mendatang. “Kami—Mastera Indonesia—serahkan
tugas kepengurusan Mastera kepada Mastera Brunei Darussalam yang akan menjadi
tuan rumah kegiatan-kegiatan program Mastera tahun 2024,” pungkasnya.
Sumber : Siaran Pers Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Nomor: 487/sipres/A6/IX/2023
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar