Anugerah Hoesein Djajadiningrat Wujud Apresiasi bagi Pegiat Bahasa dan Sastra di Indonesia
Jakarta, 17 Oktober 2023 — Pengembangan, pembinaan, pelindungan bahasa dan sastra, serta penginternasionalan bahasa Indonesia merupakan tugas yang wajib dilaksanakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Muh. Abdul Khak, mengungkapkan bahwa sebagai lembaga pemerintah yang bertanggung jawab menangani tugas-tugas tersebut, Badan Bahasa masih memiliki banyak keterbatasan, baik dari segi kewenangan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, jangkauan wilayah, maupun anggaran. Oleh karena itu, dalam penanganan masalah kebahasaan dan kesastraan, sebenarnya dari kalangan masyarakat telah muncul banyak pegiat dan pemerhati bahasa dan sastra yang senantiasa berkiprah secara mandiri untuk mengisi rumpang-rumpang keterbatasan itu dengan hasil yang nyata.
“Mereka bergerak mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa dan sastra Indonesia dan daerah dengan kesadaran dan kemampuan sendiri tanpa dukungan dari pemerintah. Justru hasil kerja mereka mampu menginspirasi dan memotivasi banyak pihak untuk melakukan hal yang sama atau lebih baik,” tutur Abdul Khak, di Jakarta, pada Senin (16/10).
Dalam membina para penutur bahasa, Badan Bahasa terus memotivasi dan memfasilitasi anggota masyarakat yang peduli terhadap bahasa dan sastra dengan memberi penghargaan tertinggi di bidang kebahasaan dan kesastraan yang diberi nama Anugerah Hoesein Djajadiningrat. Anugerah Hosein Djajadiningrat merupakan penghargaan tertinggi di bidang kebahasaan dan kesastraan. Nama Hoesein Djajadiningrat dipilih karena sosoknya melekat dalam perjuangan menjayakan bahasa dan sastra Indonesia pascakemerdekaan.
Hoesein juga merupakan tokoh yang diberi amanat memimpin lembaga bahasa yang saat ini bernama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa pada tahun 1957—1960. Anugerah Hoesein Djajadiningrat diberikan kepada individu (maestro) yang memiliki kepedulian dan sumbangsih yang luar biasa terhadap pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia dan daerah, serta penginternasionalan bahasa Indonesia.
Pada tahun 2020, anugerah ini pertama kali diberikan kepada tiga tokoh yang memiliki kepedulian dan sumbangsih yang luar biasa terhadap pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Selain itu, anugerah ini juga diberikan kepada seorang tokoh nasional yang telah berjasa dalam melakukan diplomasi lunak melalui kebudayaan dan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bagian dari diplomasi tersebut.
Adapun mekanisme penetapan penerima Anugerah Hoesein Djajadiningrat tahun 2023 dilakukan melalui diskusi terbuka dalam forum diskusi dengan beberapa tahapan, yaitu (1) pemaparan usulan tokoh, (2) pembahasan usulan tokoh, (3) penetapan tokoh penerima anugerah, (4) penyusunan testimoni penguatan, dan (5) penyusunan berita acara penetapan dan surat keputusan.
Kriteria penilaiannya dijabarkan sebagai berikut. Pertama, karya/prestasi ditujukan kepada 1) tokoh yang memiliki karya di bidangnya yang berdampak luas sehingga memotivasi khalayak, 2) tokoh yang pernah menerima penghargaan, terutama di bidangnya. Kedua, tokoh yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan, forum, dan/atau organisasi di bidangnya. Ketiga, inovasi tokoh dengan memanfaatkan cara atau media yang inovatif dalam pengembangan atau pemasyarakatan di bidangnya. Keempat, konsistensi tokoh dalam berkiprah dan/atau berkarya secara konsisten di bidangnya.
Pada tahun ini empat penerima Anugerah Hoesein Djajadiningrat akan diberikan penghargaan pada acara pembukaan Kongres Bahasa Indonesia XII, yang akan diselenggarakan pada 25 Oktober 2023, di Jakarta. Tim kurator Anugerah Hoesein Djajadiningrat tahun 2023 merupakan akademisi, pakar, dan praktisi di bidang kebahasaan dan kesastraan. Mereka adalah Siti Nugraha Mauludiah (Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri), Emi Emilia (Universitas Pendidikan Indonesia), Elis Suryani Nani Sumarlina (Universitas Padjadjaran), Mu’jizah (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Meity Taqdir Qodratillah (Pakar Peristilahan), S.S.T. Wisnu Sasangka (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Yeyen Maryani (Himpunan Pembina Bahasa Indonesia), serta Adi Aldrian (Seniman, Kla Project).
Sumber :
Siaran Pers
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Nomor: 534/sipres/A6/X/2023
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar