Resmi Ditutup, KBI XII Rekomendasikan Payung Hukum Pengelolaan Literasi di Indonesia
Jakarta, 28 Oktober 2023 --- Kongres Bahasa Indonesia (KBI)
XII telah sukses diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Melalui Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) yang berlangsung di Jakarta pada 25 s.d. 28
Oktober 2023. Selain pengelolaan bahasa dan sastra Indonesia, bahasa dan sastra
daerah, serta bahasa dan sastra asing, KBI XII juga merekomendasikan ditetapkannya
payung hukum yang lebih tegas dan mengikat untuk menjamin pengelolaan literasi
di Indonesia sebagai salah satu program prioritas nasional dalam mendukung
terwujudnya Indonesia Emas 2045.
Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan Pusat (DWP Pusat), Franka
Makarim, mengapresiasi atas terselenggaranya KBI XII yang telah melahirkan
rekomendasi untuk kebijakan perkembangan bahasa, sastra, dan literasi di
Indonesia. “Semoga hasil dari Kongres ini dapat semakin menguatkan upaya kita
melahirkan generasi penerus yang cerdas berkarakter serta bangga berbahasa
daerah dan berbahasa Indonesia,” ujar Franka Makarim dalam penutupan KBI XII,
di Jakarta, pada Jumat malam (27/10).
Terkait literasi, KBI XII merekomendasikan ditetapkannya rencana induk dan peta jalan terpadu gerakan literasi yang dikembangkan sesuai dengan kemajuan zaman dan keilmuan literasi Melalui pelibatan berbagai pemangku kepentingan untuk meningkatkan kecakapan literasi seluruh lapisan masyarakat; dan ditetapkannya model pengukuran indeks literasi masyarakat, baik pada jalur formal, nonformal, maupun informal.
Ragam Penghargaan Semarakkan Kongres Bahasa Indonesia XII
Dalam kesempatan ini, Franka Makarim juga memberikan secara
langsung penghargaan kepada para pemenang Tantangan Membaca Nyaring: Keluarga
Cerdas Membaca yang terselenggara atas kerja sama Kemendikbudristek dengan DWP
Pusat. Ia menyampaikan apresiasi atas diterapkannya literasi keluarga yang
telah berjalan di lingkungan keluarga-keluarga Indonesia.
Tantangan Membaca Nyaring, kata Franka, merupakan salah satu
tindak lanjut dari gerakan Keluarga Cerdas Membaca yang telah diluncurkan pada
peringatan HUT DWP ke-23 tahun ini. “Kegiatan ini mengedepankan peran aktif
keluarga dan orang tua dalam upaya peningkatan minat baca dan kemampuan
literasi anak-anak Melalui mendongeng dan membaca nyaring,” tutur Franka.
Berkat gerakan Merdeka Belajar, lanjut Franka, pemerintah
semakin menyadari bahwa upaya untuk meningkatkan minat baca dan kemampuan
literasi anak-anak membutuhkan gotong royong dan kolaborasi seluruh pihak. “Di
rumah, orang tua dan keluarga perlu membangun suasana rumah yang mendukung
terbentuknya minat baca. Kemudian di sekolah, Melalui distribusi buku bacaan
anak berkualitas dan gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan, guru-guru
tidak lagi hanya berfokus pada baca, tulis, hitung, tetapi mengedepankan
pembelajaran yang membangun kemampuan dasar yang holistik meliputi literasi dan
numerasi,” ucap Franka.
Selain gotong royong seluruh pihak, kata Franka,
mengembangkan minat baca dan kemampuan literasi juga membutuhkan waktu serta
usaha yang tidak sedikit. “Kita sebagai orang tua harus mau meluangkan waktu
untuk mendongeng atau membaca nyaring kepada anak-anak di tengah semua
kesibukan. Paling tidak ada dua manfaat yang diperoleh anak-anak kita dari
aktivitas membaca nyaring,” tutur Franka.
Manfaat pertama, membaca buku cerita dengan cara yang
ekspresif bisa membangkitkan rasa ingin tahu dan kreativitas yang merupakan
modal penting untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. Manfaat kedua, membaca
nyaring memberikan dampak positif terhadap proses tumbuh kembang fisik dan
kognitif anak.
“Kegiatan membaca nyaring dapat mengoptimalkan kemampuan
anak dalam mendengar serta menangkap makna dari bunyi dan intonasi. Selain itu,
aktivitas membaca nyaring juga akan meningkatkan penguasaan kosakata,” imbuh
Franka.
Oleh karena itu, Franka mengapresiasi para orang tua yang
telah terlibat dalam kegiatan Tantangan Membaca Nyaring. “Saya ucapkan selamat
kepada peserta yang dinyatakan sebagai pemenang dalam perlombaan ini. Saya
harap Ibu dan Bapak terus melanjutkan membaca nyaring meskipun perlombaan ini
sudah selesai dilaksanakan, sehingga kegiatan tersebut menjadi rutinitas yang
terus berkelanjutan,” pungkas Franka.
Salah satu pemenang lomba Tantangan Membaca Nyaring, anggota
DWP Badan Riset dan Inovasi Nasional, Arum Budiani, mengungkapkan
kegembiraannya. “Saya sangat terkejut dan sangat senang sekali, karena
kegemaran saya memang di bidang literasi, selain itu saya ingin menggerakkan
atau mengkampanyekan literasi di usia dini. Sehingga saya sangat mendukung
kegiatan ini dan saya ingin lebih banyak yang terinspirasi terutama untuk
keluarga-keluarga muda,” ucapnya.
Senada dengan itu, anggota Unit Pelaksana DWP Kecamatan
Bawen, Kabupaten Semarang, Nuning Kusumaning Palupi, menyampaikan harapannya
bagi semua pihak untuk mau bersama melakukan sebuah gerakan membaca nyaring.
“Kegiatan membaca nyaring itu sungguh luar biasa, sehingga
anak-anak tertarik dengan cerita-cerita yang kami sampaikan, dan membuat
anak-anak termotivasi untuk bertanya dan anak-anak sangat mengapresiasi. Karena
ketika kami selesai melaksanakan tantangan membaca nyaring, anak-anak
merindukan itu untuk diulang kembali,” ucap Nunung yang juga mendapat
penghargaan lomba Tantangan Membaca Nyaring: Keluarga Cerdas Membaca.
Selain lomba Tantangan Membaca Menyaring, pada penutupan KBI
XII juga diserahkan penghargaan Festival Handai Indonesia Tahun 2023 diberikan
langsung oleh Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz. Peserta Terbaik I Festival
Handai Indonesia, Kategori Lomba Berbalas Pantun, Mona Fawzy, mengungkapkan
perasaannya dapat menjadi peserta terbaik dalam kategori Lomba Berbalas Pantun.
“Tentu saya senang sekali mendapatkan penghargaan ini,
apalagi kategori Lomba Berbalas Pantun merupakan tahun pertama kali
diperlombakan, itu yang membuat saya penasaran karena pantun itu tidak ada
dalam bahasa Arab,” ujar perempuan asal Mesir tersebut.
Mengenai ketertarikannya belajar bahasa Indonesia, Mona
mengatakan bahwa dirinya merupakan seseorang yang tertarik menguasai beragam
bahasa. “Sebenarnya jurusan saya di Mesir adalah bahasa Spanyol, namun saya
merupakan orang yang suka belajar banyak bahasa. Ketika saya mendengar ada
bahasa Indonesia, dan ada Pusat Kebudayaan Indonesia yang mengajarkan tentang
bahasa Indonesia di Cairo, Mesir, itu yang membuat saya penasaran dan ingin
tahu apa bahasa Indonesia itu,” tutupnya.
Lomba Tantangan Membaca Nyaring: Keluarga Cerdas Membaca
dilaksanakan dalam rangka upaya menumbuhkan dan membangun budaya membaca
nyaring yang dimulai dari sudut rumah maupun sudut sekolah. Para peserta
mendapatkan penghargaan setelah memenuhi kriteria penilaian juri dalam lima
aspek, antara lain: konsistensi; kesesuaian tema; kelengkapan syarat; interaksi
dan kreativitas; serta peran aktif anggota keluarga. Pemenang yang terpilih
diharapkan dapat mencerminkan Keluarga Cerdas Membaca.
Sementara itu, Festival Handai Indonesia merupakan wahana
unjuk kemahiran dan kreativitas berbahasa Indonesia bagi warga negara asing
yang mampu berbahasa Indonesia serta memahami peradaban, masyarakat, dan
kebudayaan Indonesia.
***
Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Nomor: 580/sipres/A6/X/2023
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar
#KongresBahasaIndonesia