Bincang Santai Perkembangan Sastra Masa Kini

Bincang Santai Perkembangan Sastra Masa Kini

Sumbawa, 2 November 2023— Bangsa Indonesia perlu berbangga karena memiliki 718 bahasa daerah yang tersebar di seluruh pelosok nusantara. Kekayaan bahasa daerah ini menjadi sumber pengembangan bahasa dan sastra Indonesia karena bahasa dan sastra Indonesia harus mampu merefleksikan keanekaragaman bahasa daerah yang ada di Indonesia. Sebagai upaya melindungi bahasa dan sastra daerah yang ada di Provinsi NTB, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) melaksanakan Temu Sastra dengan Komunitas Panre Satera, Sumbawa terkait dengan perkembangan sastra masa kini. Temu sastra ini dihadiri oleh para seniman, tokoh budaya, pemerintah desa, guru, para siswa, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa. Pertemuan ini bertujuan untuk mengangkat harkat dan martabat para seniman Sumbawa terutama di bidang literasi serta menjadikan Komunitas Panre Satera ini tidak hanya dikenal di Sumbawa, tetapi juga dikenal oleh dunia.

Saat memberikan Sambutan, Suharli, Ketua Komunitas Panre Satera, menyampaikan bahwa Komunitas Panre Satera berdiri tahun 2021 dan salah satu karya yang dihasilkan adalah antologi tunggal puisi, baik puisi nasional maupun puisi bahasa daerah. Puisi-puisi tersebut dibacakan di Festival Tunas Bahasa Ibu di Sumbawa. Panre Satera ini diharapkan dapat menjadi taman sastra di Sumbawa atau menjadi bengkel sastra Sumbawa sehingga generasi Sumbawa tidak dikatakan bisu tentang sastra karena Sumbawa mempunyai sastrawan-sastrawan.

“Konsep Badan Bahasa dalam rangka revitalisasi bahasa daerah adalah bahasa yang sudah direvitalisasi tidak akan ditinggalkan, tetapi akan tetap dirangkul kembali sampai saatnya nanti pemerintah daerah dan pemangku kepentingan di daerah benar-benar dapat mandiri menjalankan program revitalisasi bahasa daerah,” ujar Imam Budi Utomo, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra yang ikut hadir pada kegiatan tersebut.

Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa, Iwa Lukmana, juga menambahkan bahwa program penerjemahan untuk pemuatan literasi, baik dari bahasa asing maupun dari bahasa daerah ke bahasa Indonesia, dapat menimbulkan kebinekaan yang nasional maupun kebinekaan yang global. Melalui Temu Sastra ini, komunikasi yang positif dan sinergi antara para seniman dengan pemerintah pusat, khususnya Badan Bahasa, diharapkan terjadi untuk pencapaian program-program yang dapat dilaksanakan bersama ke depan.

Dokumentasi foto



Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa