Untuk Memberikan Ruang Kreativitas bagi Penutur Muda Bahasa Ibu, Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan Selenggarakan Festival Tunas Bahasa Ibu

Untuk Memberikan Ruang Kreativitas bagi Penutur Muda Bahasa Ibu, Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan Selenggarakan Festival Tunas Bahasa Ibu

Salah satu upaya yang dilakukan untuk melindungi bahasa daerah dari kepunahan adalah melalui program Revitalisasi Bahasa Daerah. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) sebagai salah satu unit utama di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang menjadi ujung tombak  penyelenggara program Merdeka Belajar Episode Ke-17: Revitalisasi Bahasa Daerah telah melaksanakan rangkaian kegiatan untuk mendukung program tersebut.

Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi merupakan puncak dari rangkaian kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah sepanjang tahun 2023. Tujuan penyelenggaraan kegiatan ini adalah untuk memberikan ruang bagi generasi muda untuk mempelajari bahasa daerah dengan menyenangkan dan menjaga kelangsungan bahasa daerah serta menyediakan ruang kreativitas bagi siswa untuk mempertahankan bahasa daerahnya melalui lomba berpidato, mendongeng, berkomedi tunggal, dan menulis cerpen.

Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan sebagai perpanjangan tangan dari Badan Bahasa menggelar acara FTBI Jenjang SD/Sederajat pada 9—11 November 2023 di Hotel Aryaduta, Kota Makassar. Sebanyak 243 peserta dari 24 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan dan 3 kabupaten di Sulawesi Barat turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Empat materi lomba FTBI, yaitu mendongeng, berpidato, menulis cerita pendek, dan berkomedi tunggal dibawakan dalam empat bahasa daerah, yaitu Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan, Ganjar Harimansyah, dalam laporan kegiatan menyebutkan bahwa Badan Bahasa memiliki kebijakan terkait dengan revitalisasi bahasa daerah yang dibagi menjadi tiga tipe sesuai dengan kondisi daerah masing-masing. Revitalisasi bahasa daerah di Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat masuk ke dalam Tipe B, yaitu revitalisasi dapat dilakukan dengan berbasis sekolah dan komunitas. Ganjar juga mengharapkan agar guru menerapkan empat prinsip Merdeka Belajar Revitalisasi Bahasa Daerah, terutama keadaptifan yang harus disesuaikan dengan kebutuhan konteks sosial masyarakat di sekolah masing-masing. Revitalisasi bahasa daerah ini berfokus pada regenerasi penutur muda, yaitu siswa SD.

“Kegiatan revitalisasi ini tidak mungkin berhasil tanpa dukungan pemerintah daerah, terutama kota karena pelindungan atau pelestarian bahasa daerah dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan,” tutur Ganjar.

Pelindungan bahasa daerah, termasuk sastra di dalamnya merupakan tanggung jawab kita bersama. Selain masyarakat pemilik bahasa dan sastra itu sendiri, pemerintah pun tentu ikut hadir dalam usaha pelindungan ini. Untuk itu, Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan menggaet pemerintah daerah sebagai mitra kerja dalam melakukan pelestarian dan pelindungan bahasa dan sastra daerah. Tidak hanya itu, Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan juga menggaet guru sekolah, pegiat bahasa daerah, komunitas, organisasi, hingga perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta sebagai mitra strategis dalam menyukseskan program Revitalisasi Bahasa Daerah.

Dalam kesempatan yang sama, Ganjar juga memperkenalkan beberapa aplikasi daring sebagai wujud aksi nyata untuk mendukung program Revitalisasi Bahasa Daerah, yaitu Kamus Digital Bahasa Bugis-Indonesia dan Kamus Digital Bahasa Makassar-Indonesia-Inggris.

Sekretaris Badan Bahasa menyampaikan harapannya kepada para siswa yang akan mengikuti lomba agar lebih giat melestarikan bahasa daerah dan tetap bersemangat mengikuti lomba sehingga suatu saat, mereka bisa mewakili daerah untuk tampil dalam peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional. 

“Siswa yang meraih juara I dari setiap lomba di FTBI Tingkat Provinsi akan diundang untuk mengikuti FTBI Tingkat Nasional di Jakarta,” ungkap Hafidz.

Hafidz juga menyampaikan harapannya kepada perwakilan pemda yang hadir agar dapat memberikan dukungan penuh terhadap para juara I dari setiap kategori lomba untuk mengikuti kegiatan FTBI, yaitu dengan memberikan uang saku tambahan.

Kegiatan ini dibuka secara resmi dengan pengalungan tanda peserta perwakilan dari tiap-tiap bahasa daerah oleh Sekretaris Badan Bahasa, Hafidz Muksin. (ELK)

Dokumentasi






Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa