Sosialisasi Karya Pemenang dan Nomine Penghargaan Sastra 2023
Jakarta, 13 November 2023—Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbudristek melalui Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra melakukan Sosialisasi Karya Pemenang dan Nomine Penghargaan Sastra untuk Kategori Cerpen dan Kumpulan Puisi Tahun 2023 di Hotel Best Westerm Hive, Cawang, Jakarta Timur.
Kegiatan Sosialisasi Karya Pemenang dan Nomine Kategori Cerpen dan Kumpulan Puisi dilakukan secara paralel untuk dua kategori, yaitu kumpulan cerpen dan kumpulan puisi. Setiap kelas dihadiri oleh pembicara yang terdiri atas para pemenang dan nomine penerima penghargaan setiap kategori. Kelas Cerpen dihadiri oleh Soni Karsono yang hadir melalui Zoom, Agus Darmawan, Felix K. Nesi, Dadang Ari Murtomo, Kiki Sulistiyono, dan Triyanto sebagai salah satu juri yang ikut hadir. Sementara itu, kelas kumpulan puisi dihadiri oleh Kiki Sulistiyo, Kedung Darma Romansyah, Hasan Aspahani, Lailaturl Kiptiyah, Mario Fernandus Lawi, dan Sunu Wibisono sebagai salah satu juri kategori kumpulan puisi.
Kegiatan Sosialisasi ini akan digelar selama tiga kali, yaitu pada tanggal 13 November 2023 untuk kategori Kumpulan Puisi dan Cerpen, 16 November 2023 untuk kategori Novel dan Naskah Drama, dan tanggal 23 November 2023 untuk kategori Kumpulan Esai Sastra. Kegiatan Sosialisasi Penghargaan Sastra untuk setiap kategori akan diikuti oleh 100 orang peserta dari berbagai kalangan, seperti komunitas sastra, mahasiswa, penerbit, penulis, pecinta sastra, dan pengkaji sastra.
Kegiatan penghargaan sastra diadakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa sejak tahun 1979 sebagai kegiatan tahunan. Kegiatan penghargaan sastra ini dilaksanakan dalam rangka memberikan apresiasi pada sastrawan Indonesia yang konsisten dalam berkarya dan membawa manfaat serta pengaruh positif dalam pembangunan karakter bangsa. Penghargaan Sastra Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi diharapkan dapat memotivasi sastrawan Indonesia untuk menghasilkan karya yang berkualitas dan berguna bagi masyarakat Indonesia.
Dalam sambutannya, Sulastri sebagai koordinator Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional Pembinaan Bahasa dan Hukum, menyampaikan bahwa Penghargaan Sastra ini telah dilaksanakan sejak tahun 1979, tetapi banyak yang belum mengetahui Penghargaan Sastra Kemdikbudristek ini. Untuk itu, penghargaan sastra tahun ini dibarengi dengan sosialisasi kepada masyarakat agar dapat disebarluaskan.
Agus Darmawan, salah satu nomine Penghargaan Sastra kategori cerpen mengutarakan bahwa dirinya merasa bangga dan tidak menyangka bahwa karyanya menjadi salah satu nomine penghargaan yang bergengsi ini. Ia berharap agar makin banyak pembaca yang menikmati karya sastra karena selain pendidikan formal, sastra dapat menjadi saka guru pendidikan moralitas anak-anak bangsa. Selain Agus, Kiki Sulitiyo, pemenang Penghargaan Sastra kategori kumpulan cerpen menyampaikan juga bahwa dirinya merasa senang karena memiliki kesempatan mendapat penghargaan. Penghargaan ini menjadi pemicu dan pemantik dirinya membuat sesuatu yang selama ini belum terpikirkan. Ia mengatakan bahwa sastra selalu dapat bertahan melewati zaman ke zaman. Sastra sekarang mendapat penghalang dan cobaan, tetapi juga mendapat potensi-potensi yang baru. Setiap zaman sastra memiliki dinamika sendiri. Ia juga berharap agar penghargaan semacam ini tetap ada dengan sosialisasi dan promosi yang lebih terbuka dan lebih luas sehingga dapat merangkul lebih banyak partisipan di daerah. Kiki juga berharap agar sosialisasi ini tidak hanya dilaksanakan di Jakarta, tetapi juga dilaksanakan di daerah-daerah lain.
Dalam kegiatan sosialisasi karya pemenang dan nomine Penghargaan Sastra Kemendikbudristek tahun 2023 ini, para pembicara akan membagikan pengalaman dan proses kreatif dalam pembuatan karya sastra mereka. Sosialisasi ini memberikan interaksi antara para penulis dengan masyarakat dalam menularkan semangat berkarya dan memotivasi sastrawan dan masyarakat luas untuk menghasilkan karya-karya sastra yang berkualitas dan bermanfaat. Sastra akan bertahan sesuai dengan dinamika setiap zaman. Jangan hanya diam! Karya sastra harus tetap bicara(JMN).