Dukungan Majelis Rakyat Papua untuk Pelestarian Bahasa Daerah dan Peningkatan Literasi
Sekretaris
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, yang didampingi Kepala
Balai Bahasa Provinsi Papua, Sukardi Gau, berkunjung ke Majelis Rakyat Papua (MRP)
pada Kamis, 23 November 2023 di Kantor MRP, Kota Jayapura. Kunjungan tersebut
bertujuan untuk memperkuat dukungan Dewan Adat Papua terhadap pelestarian
bahasa daerah dan peningkatan literasi masyarakat.
Pertemuan
tersebut disambut langsung oleh Sekretaris MRP, Yans Hamadi. Hamadi dalam
sambutannya mengaku senang telah bertemu pihak Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa yang terus menyuarakan kualitas pendidikan dan budaya Indonesia,
khususnya upaya pelestarian bahasa daerah dan peningkatan literasi.
Pertemuan
selama dua jam tersebut memuat konsep siniar singkat yang dipandu langsung oleh
Hafidz Muksin. Saat ditanya mengenai peran dewan adat pelestarian bahasa
daerah, Hamadi yang baru saja dilantik pada tanggal 7 November 2023 itu mengaku
sangat mendukung program pemerintah yang tertuang dalam UUD No 23 Tahun 2014
yang memuat regulasi tentang pelestarian budaya. Pihaknya akan terus mendorong
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) untuk melaksanakan regulasi tersebut.
Selanjutnya,
Hamadi yang pernah menjadi guru tersebut juga mengungkap bahwa peran sekolah
juga sangat penting dalam pelestarian bahasa daerah. Menurutnya, sekolah adalah
tempat anak-anak menghabiskan banyak waktu. Tentu harus dibuat mata pelajaran
khusus agar bahasa-bahasa daerah tetap lestari.
“Saya
sangat suka menulis, apalagi tentang kehidupan masyarakat. Keresahan akan
punahnya bahasa daerah adalah keresahan kita bersama. Saya akan tulis
upaya-upaya pelestarian bahasa daerah, baik di kalangan keluarga, sekolah,
maupun masyarakat dan diajukan kepada pemerintah. Kita jaga bersama-sama ragam
bahasa ini,” tegas Hamadi.
Tidak
hanya itu, Hafidz juga menyinggung tentang kunjungannya ke SDN INPRES VIM 3
Kotaraja yang menjadi salah satu sekolah penerima buku bacaan bermutu yang
dikirimkan oleh Badan Bahasa. Dalam kunjungan tersebut kondisi perpustakaan
tidak layak dan buku-buku rusak karena dimakan rayap. Sementara itu, buku-buku
bacaan bermutu, diselamatkan kepala sekolah di ruangannya dan didistribusikan
dalam bentuk pojok baca di setiap kelas.
“Kami
telah berkunjung ke salah satu sekolah di wilayah 3T yang menerima bantuan buku
bacaan bermutu. Di sekolah itu perpustakaannya tidak layak dan kayu-kayu rusak
dimakan rayap, termasuk buku-buku lama. Bagaimana tanggapan Bapak terhadap
kondisi tersebut?” tanya Hafidz.
Untuk
menangapi hal tersebut, Hamadi mengaku miris dengan sarana pendidikan, seperti
perpustakaan rusak. Padahal, perpustakaan adalah tempat yang harus ada dan
menjadi gudang ilmu para siswa. Ia akan terus berupaya memberikan dukungan
kepada pemerintah setempat agar memperhatikan kualitas sarana pendidikan sehingga
para siswa dapat menimba ilmu pengetahuan dengan nyaman. Walaupun tidak
memiliki wewenang dan dana untuk membangun sekolah dan sarana pendidikan,
Hamadi merasa memiliki peran untuk mengusulkan pembangunan sarana pendidikan
yang layak bagi anak-anak kepada Gubernur.
Di akhir pertemuan, Hafidz menyerahkan buku peta bahasa daerah yang ada di Papua yang memuat status atau kondisi bahasa daerah sebagai bahan pertimbangan MRP untuk melestarikan bahasa daerah. Selain itu, Hafidz juga menyerahkan modul-modul bahasa daerah sebagai bahan pengayaan pembelajaran kelas awal dengan cerita-cerita bahasa daerah. (Devi Virhana)