Adu Kemampuan dan Kreativitas Berbahasa Daerah melalui FTBI di Provinsi Kalimantan Timur
Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur (KBPKT) menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2023 Provinsi Kalimantan Timur. Ajang adu kemampuan dan kreativitas berbahasa berbahasa Kenyah, Melayu Kutai, dan Paser bagi anak-anak SD dan SMP tersebut digelar di Hotel Grand Kartika, Samarinda, Kalimantan Timur pada tanggal 14—17 November 2023. Sebanyak 136 anak dari Kota Samarinda, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Mahakam Ulu, Kabupaten Paser, dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengikuti berbagai kategori lomba yang dikuasai dan disukai. Jumlah tersebut meningkat hampir dua kali lipat dari tahun 2022 yang diikuti oleh 84 anak. Mereka merupakan pemenang FTBI 2023 tingkat kota dan kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur.
Lomba FTBI 2023 Provinsi Kalimantan Timur terbagi atas dua jenjang, yaitu jenjang SD dan SMP. Kategori lomba jenjang SD terdiri atas (1) lomba puisi, dongeng, dan lomba tembang daerah berbahasa Paser; (2) lomba puisi, dongeng, tembang daerah (lagu tingkilan) berbahasa Melayu Kutai; serta (3) lomba dongeng, puisi, dan pidato berbahasa Kenyah. Sementara itu, kategori lomba jenjang SMP terdiri atas (1) lomba pidato, tarsul (pantun), dan komedi tunggal bahasa Melayu Kutai; (2) lomba puisi, pidato, dan komedi tunggal berbahasa Kenyah, serta (3) lomba pidato, betore (tembang daerah), dan komedi tunggal berbahasa Paser.
FTBI 2023 Provinsi Kalimantan Timur dihadiri oleh Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur, Yekti Utami, yang mewakili Gubernur Provinsi Kalimantan Timur; 20 tamu undangan dari perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Samarinda; Dinas Pendidikan (Disdik) Pemerintah Kota Bontang; Disdik Kabupaten Kutai Timur; Disdikbud Kabupaten Kutai Kartanegara; Disdikbud Kabupaten Kutai Barat; Disdikbud Kabupaten Mahakam Ulu; Disdik Kabupaten Paser; Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Penajam Paser Utara (PPU); lembaga dan komunitas adat, seperti Lembaga Adat Paser (LAP) dan Komunitas Kenyah Gemar Baru Muara Ancalong; media; perwakilan Ikatan Duta Bahasa (Ikadubas) Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara; serta 19 orang guru pendamping peserta.
“Pemerintah provinsi, kota, dan kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur berkomitmen untuk mendukung dan memfasilitasi pelbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan penggunaan bahasa ibu di berbagai lapisan masyarakat. Provinsi Kalimantan Timur sekarang menggunakan Kurikulum Merdeka sehingga para siswa di sekolah bebas mendalami salah satu atau beberapa bahasa daerah yang diinginkan dan disukainya. Oleh karena itu, kami, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur mengapresiasi dan mendukung pelaksanaan FTBI 2023 ini karena dapat mendukung pembelajaran bahasa ibu di lingkungan pendidikan,” tegas Yekti.
Menurut Yekti, bahasa adalah salah satu objek pemajuan kebudayaan dan aset bangsa. FTBI sebagai salah satu praktik baik revitalisasi bahasa daerah (RBD) diharapkan dapat menjaga kelangsungan bahasa ibu dan sastra daerah di Kalimantan Timur, menciptakan ruang kreativitas dan kemerdekaan bagi para penutur bahasa daerah untuk mempertahankan bahasanya, membantu untuk menemukan fungsi dan ranah baru dari sebuah bahasa dan sastra daerah, serta menjadikan para penutur muda sebagai penutur aktif melalui pembelajaran mulok bahasa dan sastra daerah dengan media yang mereka sukai.
Sementara itu, Kepala Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur, Halimi Hadibrata, menjelaskan bahwa Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur (KBPKT) menginisiasi FTBI sejak bulan Januari 2022 hingga sekarang. Upaya pemertahanan bahasa daerah atau bahasa ibu tersebut sangat penting dilaksanakan agar nilai-nilai budaya, bahasa, serta kearifan lokal di dalamnya dapat bertahan, bahkan dapat diwariskan kepada generasi berikutnya. Nenek moyang pun merasa senang apabila anak-cucunya atau generasi muda peduli dan terus menjaga warisan budaya dan bahasa yang diturunkan.
Kesulitan dalam pelaksanaan FTBI 2023 Provinsi Kalimantan Timur adalah mencari juri. Untuk menjaga objektivitas dan menjamin tidak ada keberpihakan, KBPKT mendatangkan juri dari universitas, lembaga adat, dan tokoh/aktivis/praktisi bahasa daerah. Adapun juri FTBI bahasa Paser adalah 1) Salmani, 2) Muhammad Natsir Rasyid, dan 3) H. Abdul Fatah. Juri FTBI bahasa Melayu Kutai adalah 1) Drs. Syafruddin Pernyata, 2) Syaiful Arifin, dan 3) Meita Setyawati. Sementara itu, juri FTBI bahasa Dayak Kenyah adalah 1) Nuh Lenjau, 2) Ajat Seli, dan 3) Ns. Lurin Dian. Juri-juri tersebut memilih pemenang FTBI 2023 Provinsi Kalimantan Timur berdasarkan beberapa kriteria, yaitu penghayatan, intonasi, penampilan/penyampaian, penguasaan materi, dan isi pantun/puisi/pidato/komedi tunggal yang disampaikan oleh peserta. Namun, kriteria penilaian tembang daerah hanya meliputi penghayatan, intonasi, dan penampilan peserta.
Pemenang FTBI 2023 Provinsi Kalimantan Timur
Festival Tunas Bahasa Ibu 2023 di Provinsi Kalimantan Timur menghasilkan para pemenang untuk tiap kategori lomba sebagai berikut.
1) Lomba Komedi Tunggal Berbahasa Melayu Kutai Jenjang SMP
Juara I : Akhmad Haikal Ramadhani, SMP
Negeri 1 Muara Pahu
Juara II : Nur Fajri, SMP Negeri 1 Muara Pahu
Juara III : Kayla Atsilah Fairuz, SMPIT Nurul Fikri Tenggarong
2) Lomba Tarsul Berbahasa Melayu Kutai Jenjang SMP
Juara I : Maydhana Chaidar Aly, SMP Negeri 1
Tenggarong
Juara II : Nur Rahmat Dani, MTs Negeri 1 Kutai
Kartanegara
Juara III: Kheyyila Ananda Zhotti Vania, SMP Negeri 1 Loa Kulu
3) Lomba Pidato Berbahasa Melayu Kutai Jenjang SMP
Juara I : Siti Azzahra, SMP Negeri 1 Tenggarong
Juara II : Mayra Cbyssa Loveli, SMP Negeri 1 Tenggarong
Juara III: Rasty Ananda Syifa, SMP Negeri 1 Tenggarong
4) Lomba Lagu Tingkilan Berbahasa Melayu Kutai Jenjang SD
Juara I : Asilla Agustina, SD Negeri 007
Kenohan
Juara II : Cahaya Asyifa Ramadhani, SD
Muhammadiyah 1 Tenggarong
Juara III: Grace Elvira Lakapu, SD Negeri 005 Rantau Pulung
5) Lomba Dongeng Berbahasa Melayu Kutai Jenjang SD
Juara I : Mutiara Aisha Salsablla, SD Negeri
003 Tenggarong
Juara II : Zuna Desiana Aqsa, SD Negeri 001 Sangatta Selatan
Juara III: Dayang Danesha Humaira, SD Negeri 009 Tenggarong
6) Lomba Baca Puisi Berbahasa Melayu Kutai Jenjang SD
Juara I : Muhammad Fadlan
Ramadhan, SD Negeri 004 Muara Pahu
Juara II : Hardhian Dama Wijaya, SD
Negeri 009 Sangatta Utara
Juara III : Aisyah Maharani, SD Negeri 004 Teluk Pandan
7) Lomba Pidato Berbahasa Paser Jenjang SMP
Juara I : M. Rifqi Taufik, SMP Negeri 3 Kuaro
Juara II : Alif Amsal, SMP Negeri 7 B. Engau
Juara III : Najma Aufa Khaira, SMPIT Nurul Hikmah PPU
8) Lomba Komedi Tunggal Berbahasa Paser Jenjang SMP
Juara I : Reihansyah M. Mursidi,
SMP Negeri 2 Longkali
Juara II : Rifqi Al-Haq, SMP
Negeri 9 PPU
Juara III: Rifael Adodi, SMP Negeri 13 PPU
9) Lomba Betore/Pantun Berbahasa Paser Jenjang SMP
Juara I : Nursanti, SMP Islam Al-mukarrah Long
Ikis
Juara II : Sayyid Rettan Yunadi, SMP Negeri 5
PPU
Juara III: Asrifat Andhika A., SMP Negeri 1 Grogot
10) Lomba Tembang Daerah/Betore Berbahasa Paser Jenjang SD
Juara I : Nur Azalia Fijratullah,
SD Negeri 032 Penajam
Juara II : Cinta Nasyilla Rusta, SD
Negeri 032 Penajam
Juara III : Danisa Fahma Aulia, SD Negeri 032 Penajam
11) Lomba Baca Puisi Berbahasa Paser Jenjang SD
Juara I : Hanita Adzkia H., SD Negeri 001 Waru
Juara II : Alkana Syaifuddin, SD Negeri 017
Penajam
Juara III : Dithau Nisa Zaidah, SD Negeri 009 Kuaro
12) Lomba Dongeng Berbahasa Paser Jenjang SD
Juara I : Raisha Jihan Aura K., SD Negeri
002 Waru
Juara II : Sheefa Anindya S., SD Negeri 009
Penajam
Juara III : Asyaraf Khairul N., SD Negeri 004 T. Grogot
13) Lomba Dongeng Berbahasa Kenyah Jenjang SD
Juara I : Revalita Agusti, SDN 014 Loa Kulu,
Kutai Kartanegara
Juara II : Ping Valeri Mika, SDN 007 Muara Ancalong
Juara III : Margaressa Aulia, SDN 024 Tenggarong
14) Lomba Baca Puisi Berbahasa Kenyah Jenjang SD
Juara I : Ceria Fresh She, SDN 005 Muara
Ancalong
Juara II : Aprilia Kirey, SDN 005 Muara
Ancalong
Juara III : Fayola Earline S., SDN 003 Tenggarong
15) Lomba Pidato Berbahasa Kenyah Jenjang SD
Juara I : Daud, SDN 005 Muara
Ancalong
Juara II : Agli Priti Priskila, SDN
014 Loa Kulu, Kutai Kartanegara
Juara III : Rosalina, SDN 007 Muara Ancalong
16) Lomba Komedi Tunggal Berbahasa Kenyah Jenjang SMP
Juara I : Ibrahim Al-Faro, SMPN 2 Muara
Ancalong
Juara II : Kristian Adril, SMPN 2 Muara
Ancalong
Juara III : Antonius Areq, SMPN 4 Long Bagun
17) Lomba Pidato Berbahasa Kenyah Jenjang SMP
Juara I : Keyzia Gabrella, SMPN 30 Samarinda
Juara II : Yehezkiel Ijam, SMPN 4
Samarinda
Juara III : Elia, SMPN 8 Loa Kulu
18) Lomba Puisi Berbahasa Kenyah Jenjang SMP
Juara I : Marcia Erika Direq, SMPN 4 Long
Bangun
Juara II : Jessica Iping Jus, SMPN 3 Tenggarong
Juara III : Gabriel Jerico, SMPN 2 Muara Ancalong
KBPKT mengapresiasi para pemenang FTBI 2023 Provinsi Kalimantan Timur dengan memberikan sertifikat, piagam penghargaan, dan uang pembinaan sebesar Rp1.050.000,00—Rp1.800.000,00 sesuai dengan peringkat juara dan jenjang pendidikan. Bentuk apresiasi dan penghargaan tersebut diberikan kepada para pemenang agar lebih bersemangat melestarikan bahasa daerahnya masing-masing. KBPKT juga akan mengirim juara I FTBI 2023 Provinsi Kalimantan Timur ke Jakarta pada Mei 2024 untuk mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) 2024. Mereka akan beradu bakat dan kreativitas dalam berbahasa daerah dengan sesama juara I FTBI 2023 dari provinsi lainnya.
Ikhtisar FTBI dan RBD di Kalimantan Timur
Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo menjelaskan bahwa pada tahun 2023 FTBI dilaksanakan di 22 provinsi di Indonesia. Kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) tahun 2024 menargetkan penambahan bahasa daerah yang direvitalisasi dengan jangkauan daerah yang lebih luas.
FTBI merupakan acara puncak dari rangkaian kegiatan RBD yang bertujuan untuk 1) menjadikan generasi muda mahir dan aktif berbahasa daerah dan mampu mempelajarinya secara menyenangkan, 2) menemukan fungsi dan ranah baru dari sebuah bahasa serta menjaga kelangsungan bahasa dan sastra daerah dengan penuh sukacita, 3) menciptakan ruang kreativitas dan kemerdekaan untuk mempertahankan bahasa dan sastra daerah agar tidak terancam punah, serta 4) memilih tunas-tunas unggul generasi muda untuk mengikuti FTBI tingkat nasional.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009, pemerintah daerah berkewajiban untuk mengembangkan dan membina penutur bahasa dan sastra daerah. KBPKT berperan untuk menyadarkan jajaran pemerintah di Kalimantan Timur mengenai pentingnya upaya pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra daerah selain menggelorakan pengutamaan bahasa Indonesia dan penguasaan bahasa asing.
Karena Merdeka Belajar bertujuan untuk melayani kebutuhan siswa sesuai minat dan bakat, sekolah dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur harus melayani kebutuhan siswa. KBPKT, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, dan sekolah-sekolah di Kalimantan Timur saling berkoordinasi untuk melaksanakan RBD. KBPKT menjadi lembaga atau wadah koordinasi sehingga tersedia mulok bahasa dan sastra daerah di sekolah, sedangkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menyusun bahan ajar mulok berdasarkan hasil kajian RBD dari KBPKT. Sementara itu, sekolah-sekolah menerapkan pembelajaran bahasa daerah.
Salah satu pencapaian terbesar pelaksanaan RBD di Kalimantan Timur adalah lahirnya Peraturan Daerah (Perda) Pembinaan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Daerah di Provinsi Kalimantan Timur pada tanggal 1 Agustus 2023. Perda tersebut sedang dalam tahapan uji publik. Kini hampir semua kabupaten dan kota di Kalimantan Timur memiliki mulok berbahasa daerah pada jenjang pendidikan SD, SMP, SMA, dan SMK. Bahkan, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara akan menerapkan mulok pada tingkat usia dini atau TK. KBPKT mengapresiasi pemerintah daerah, pemerintah kota, pemerintah kabupaten, dan Pemerintah Provinsi di Kalimantan Timur yang telah peduli, mendukung, dan memfasilitasi kegiatan RBD di wilayah masing-masing.
Efektivitas pembelajaran bahasa dan sastra daerah di sekolah-sekolah, baik yang sudah memiliki mulok atau yang masih menjadi ekstrakurikuler, dapat dilihat dari kompetensi dan kreativitas serta pencapaian siswa dalam FTBI. Para murid, khususnya para peserta FTBI 2023 Kalimantan Timur, menjadi lebih percaya diri dan bangga berbahasa ibu masing-masing karena mampu mewakili sekolah dan kabupatennya di tingkat provinsi serta berharap dapat melaju ke tingkat nasional. Seleksi pemenang FTBI dilakukan dari tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi hingga nasional. Juara FTBI tingkat kecamatan akan dibawa ke tingkat kabupaten. Juara tingkat kabupaten dibawa ke tingkat provinsi. Pemenang I FTBI tingkat provinsi dibawa ke tingkat nasional.
Renal Fadi Munakin, peserta Lomba Puisi SD Berbahasa Melayu Kutai dari SDN 005 Tenggarong, menyatakan bahwa dirinya selalu berlatih bersama pelatih dengan sangat keras agar dapat sampai ke tingkat provinsi saat ini. Ia sangat senang dan bangga karena dapat membanggakan orang tua. Ia juga merasa mendapat manfaat dan pengalaman baru yang tidak pernah terlupakan dalam FTBI. Ia juga menyampaikan kesulitan yang dihadapi dalam belajar bahasa Melayu Kutai di sekolah karena ia adalah orang Jawa yang lahir di Tenggarong. Renal juga menyemangati teman-temannya untuk belajar bahasa Melayu Kutai agar dapat sampai ke tingkat provinsi.
Alvin Justin Sem, salah satu peserta Lomba Puisi Berbahasa Kenyah dari SDN 019 Samarinda Utara juga mengutarakan bahwa ia sangat senang dan bangga karena dapat memperkenalkan budaya dan bahasa Kenyah kepada banyak orang. Selain itu, Dika Adi Saputra, salah satu peserta Lomba Puisi Berbahasa Paser dari SDN 022 Grogot, juga mengungkapkan rasa bangga ikut FTBI dan berkenalan dengan teman-teman lain. Ia berharap agar dapat mewakili maju ke tingkat nasional. “Mari, teman-teman, kita lestarikan bahasa Paser. Balum Paser,” ujar Dika.
Pencapaian para murid, khususnya para peserta FTBI 2023 Kalimantan Timur, menjadi bagian dari partisipasi aktif KBPKT dalam melaksanakan RBD. Salah satu praktik baik pelaksanaan RBD oleh KBPKT ialah pengembangan kualitas SDM melalui program Pelatihan Guru Master dan Pelatihan Guru Utama. Pelatihan tersebut melibatkan para penutur jati yang dimulai sejak 1 Maret 2023. Para lulusan Pelatihan Guru Master ditugasi untuk memberi pelatihan kepada guru utama, perwakilan dari tiap-tiap kabupaten dan sekolah di Kalimantan Timur. Guru utama kemudian mengimbaskan ilmunya kepada para guru di sekolahnya. Setelah itu, guru-guru tersebut bertugas untuk mengajarkan pelajaran bahasa dan sastra daerah kepada para siswanya.
Di Kalimantan Timur Pelatihan Guru Master dan pengimbasannya berhasil memberi dampak positif bagi para murid. Siti Samsiatun, guru pendamping dari SMPN 3 Penajam Paser Utara, menyatakan bahwa banyak siswa yang berminat untuk mengikuti ekstrakurikuler bahasa Paser. Ia dan rekan sejawatnya saling berkoordinasi dan berkolaborasi tiap hari Jumat untuk kegiatan ekstrakulikuler tersebut. Kemampuan anak-anak berbahasa Paser pun diuji di kegiatan Trigatra Bahasa yang diadakan setiap Jumat pagi setelah kegiatan senam bersama. Dalam kegiatan Trigatra bahasa itu, ditampilkan pidato dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan pidato, nyanyian, serta pantun berbahasa Paser. Siti dan pihak sekolah sangat antusias dengan kegiatan FTBI dan giat melatih anak-anak pada Kamis sore sepulang sekolah. Ia bersyukur bahwa anak didiknya dapat membawa nama baik sekolah dan Kabupaten Penajam Paser Utara karena mendapat juara. Ia mengungkapkan bahwa FTBI memberi pengaruh yang sangat positif bagi sekolah. Tahun lalu SMPN 3 Penajam Paser Utara menjadi juara I pidato berbahasa Paser hingga mengikuti FTBI tingkat nasional di Jakarta. Ia juga berharap hal tersebut dapat terulang. Hal itu memotivasi adik-adik kelas untuk ikut latihan secara rutin dan tekun sehingga dapat sampai di tingkat provinsi ini, bahkan tingkat nasional.
Senada dengan Siti Samsiatun, Alma Syoril Thoha Mahmudah, seorang guru pendamping dari SMP Negeri 1 Tenggarong, menjelaskan bahwa untuk merevitalisasi bahasa Kutai, anak-anak diajak berbicara dan diajarkan menyanyi lagu daerah dengan bahasa Kutai di sekolah. Salah satu yang diajarkan adalah puisi lama asli Kutai kartanegara yang disebut dengan tarsul. Tarsul merupakan syair berbahasa daerah. Referensi mengenai tarsul tidak banyak sehingga sulit melatih anak-anak. Alma pun mencoba membuat buku Mengenal Tarsul: Puisi Asli Kutai Kartanegara yang dapat dipakai untuk mengenalkan tarsul dan menjadi referensi muatan lokal. Peminat tarsul semula hanya 10 anak. Lalu, meningkat menjadi 62 anak untuk ikut seleksi tingkat kabupaten. Salah satu anak dari SMPN 1 Tenggarong masuk ke tiga besar dan akan maju ke tingkat nasional. Anak-anak SMPN 1 Tenggarong berhasil masuk FTBI pada kategori komedi tunggal dan puisi. Alma berharap agar para pengajar bahasa Kutai membangkitkan kembali bahasa ibu. “Banyak anak yang tidak mengenal bahasa Melayu Kutai sekarang. Jadi, kewajiban bagi kita untuk mengajarkannya kepada anak-anak,” ujar Alma.
Selanjutnya, Eva Fransiska, guru komunitas berbahasa Kenyah di SMPN 30 Samarinda menyatakan bahwa sejak mengikuti Pelatihan Guru Utama Bahasa Kenyah di Tenggarong, ia membentuk komunitas bahasa Kenyah. Ia menyampaikan kendala yang dihadapi dalam mengajar anak-anak berbahasa Kenyah, yaitu banyak subsuku Dayak dan suku pendatang lain di desa tempat tinggalnya sehingga anak-anak cenderung menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari. Eva meyakinkan anak-anak untuk mengikuti FTBI ini dengan menceritakan kalau mereka akan bertemu dengan teman-teman yang lain dan belajar menggunakan bahasa Dayak Kenyah lebih baik lagi. Dalam keseharian, Eva membiasakan anak-anak untuk menggunakan bahasa Kenyah ketika berbicara. Dengan demikian, komunitas yang ia bentuk akan terus menggunakan bahasa Kenyah. Pada FTBI tingkat provinsi ini KBPKT berharap agar program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) terus berlanjut dan seluruh jajaran pemerintah daerah di Provinsi Kalimantan Timur terus mendukung dan menggiatkan RBD di segenap lapisan masyarakat. (pad).