Penguatan Program Prioritas Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melalui Audiensi dengan Penjabat Gubernur NTB
Mataram,
18 Januari 2024 — Kemitraan menjadi
salah satu upaya menggerakkan nilai tambah lembaga. Dengan upaya fokus
berkelanjutan, Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat terus memperluas
koordinasi dengan berbagai lembaga dan pejabat publik, salah satunya dengan
Penjabat Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat, Lalu Gita Ariadi, atau yang akrab disapa Miq Gite.
Pada
pertemuan yang berlangsung di Aula Kantor Gubernur Provinsi Nusa Tenggara
Barat, Kepala Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat, Puji Retno
Hardiningtyas, bersama Tim Kerja Sama membawa visi dan misi dukungan dalam
pelaksanaan program dan kegiatan kebahasaan dan kesastraan di Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Berbagai program unggulan Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa yang terdiri atas literasi, pelindungan bahasa dan sastra daerah, serta
penginternasionalisasian bahasa Indonesia dijadikan
bahan diskusi utama. Kepala Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat
mengawali diskusi awal dengan menyampaikan materi mengenai tugas dan fungsi,
program, dan kegiatan Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat, serta capaian
yang selama ini telah dilaksanakan.
"Salah
satu tugas kami adalah melakukan inventarisasi kosakata bahasa Sasak, Samawa,
dan Mbojo, pengajaran bahasa, literasi, internasionalisasi, penerjemahan, BIPA,
dan program kebahasaan dan kesastraan lainnya. Tujuan kami adalah melakukan
silaturahmi untuk memperkenalkan diri. Kami memiliki tiga program prioritas.
Kami telah melakukan pendampingan pemanfaatan buku literasi bagi
sekolah-sekolah di Kabupaten Lombok Utara. Kami bersinergi dengan Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan untuk melakukan pengelolaan buku. Kami juga bermitra
dengan Balai Guru Penggerak dan Balai Penjamin Mutu Pendidikan Provinsi NTB
sebagai satu UPT bersama di bawah Kemendikbudristek," ujarnya mengawali
penyampaian materi diskusi di awal pertemuan.
Ia
melanjutkan bahwa Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki program
pelindungan dan pemasyarakatan bahasa, yaitu program Revitalisasi Bahasa Daerah
yang telah dilaksanakan sejak tahun 2022. Program ini mewadahi berbagai lomba
berbahasa Sasak, Samawa, dan Mbojo.
"Kami
berencana melaksanakan Pelatihan Guru Master atau Bimtek Guru Utama di awal
bulan Maret. Kami juga akan melaksanakan Rapat Koordinasi Antarinstansi dan DKT
Penyusunan Model Pembelajaran Bahasa Daerah. Kami berharap Bapak bisa hadir
menguatkan peran pemerintah daerah dalam pelestarian bahasa daerah. Pada tahun
2023 lalu, Pemerintah Provinsi NTB dan Kabupaten Lombok Timur berhasil meraih
penghargaan dari Mendikbudristek. Mohon dukungan untuk program kami ini," lanjutnya
menerangkan program unggulan kedua Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang
dilaksanakan oleh Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Program
unggulan berikutnya adalah internasionalisasi bahasa Indonesia. Harapan ke
depannya adalah Kantor
Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat mampu berkontribusi mengembangkan bahasa
Indonesia ke kancah internasional. Sasaran Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara
Barat pada program ini adalah wisatawan dan desa wisata sebagai bentuk
perwujudan kemitraan bersama.
"Kantor
Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat telah melakukan pendampingan tata naskah
dinas yang mendorong lahirnya Peraruran Wali Kota Mataram tentang Tata Naskah
Dinas di Lingkungan Pemerintah Kota Mataram. Mohon arahan, dukungan, dan
kebijakan Bapak terkait
dengan
penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik," tandasnya melanjutkan
diskusi.
Selanjutnya,
ia menuturkan perihal Kongres Bahasa Samawa. Kongres tersebut lahir setelah
pelaksanaan program Revitalisasi Bahasa Daerah yang dicetuskan oleh masyarakat
adat yang sebagian besar menjadi narasumber kegiatan tersebut. Penjabat Gubernur Provinsi Nusa
Tenggara Barat, Miq Gite, menyambut baik kunjungan koordinasi ini. Ia
memberikan tanggapan bahwa kunjungan yang bertujuan untuk silaturahmi,
koordinasi, dan penguatan kerja sama kebahasaan dan kesastraan ini dapat
menjadi pijakan yang bermuara pada hasil nyata yang dapat dirasakan oleh
masyarakat Nusa Tenggara Barat. Adanya berbagai program yang telah dijalankan
oleh Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai perpanjangan tangan Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Nusa Tenggara Barat.
"Kami
juga berharap adanya penguatan pelestarian bahasa daerah. Untuk program bahasa
asing, kami juga menyiapkan. Harapannya, baik siswa maupun mahasiswa mempunyai
kemampuan TOEFL atau IELTS untuk mendapatkan beasiswa. Kami bukan
mengesampingkan bahasa Indonesia dan daerah, tetapi konteksnya untuk
menciptakan sumber daya yang mampu bersaing di kancah internasional. Kami
sepakat dengan misi Kantor Bahasa agar kita menunjukkan identitas sebagai warga
Indonesia. Untuk bahasa Sasak, pernah ada wacana pembuatan kamus. Kantor Bahasa
Provinsi Nusa Tenggara Barat telah memulai program baik ini, apalagi bekerja
sama mengajak budayawan NTB. Kami senang sekali mendengar hal ini. Terkait
fasilitas umum, kami perlu membuat pergub yang menggabungkan dan mengangkat
lokalitas NTB. Kita sepakat untuk mewujudkan kreativitas bahasa daerah seperti yang kita
bahas tadi, semisal ucapan selamat datang dan ucapan lainnya," ungkap Miq Gite saat memberikan dukungan dan
pemahaman bersama tentang
program
pelestarian bahasa daerah dan program lain.
Ia
juga menceritakan bahwa dalam bahasa Sasak, terdapat banyak kosakata untuk
menjelaskan atau mendefinisikan beragam keterangan waktu. Terdapat juga
kosakata dalam bahasa Sasak yang sampai saat ini belum terdapat padanan istilah
dalam bahasa Indonesia, misalnya kata lasingan. Ia menegaskan bahwa
kekayaan bahasa daerah sangat beragam dan perlu untuk ditelaah dan
dilestarikan.
Pada
pertemuan tersebut, hadir juga Asisten I Bidang Pemerintahan, Fathur Rahman,
dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara, H. Aidy
Furqan. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan berharap dalam muatan lokal juga
perlu ada penguatan bahasa, budaya, dan seni yang menjadi satu kesatuan. Hal lain adalah
perlu standardisasi
bahasa daerah untuk
menjadi
kurikulum muatan lokal yang utuh digunakan di sekolah-sekolah.
Pertemuan
ditutup dengan penyerahan cendera mata, yaitu maskot si Kika dan produk buku cerita anak
berbahasa daerah terbitan Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat. Hal ini
menjadi awal komitmen dan dukungan bersama antara Kantor Bahasa Provinsi Nusa
Tenggara Barat dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk terus
melaksanakan program kebahasaan dan kesastraan. (Candra)