E.Aminudin Aziz : Melihat Buku dari Sudut Pandang Berbeda!
Jakarta, 18 Januari 2024 — Kepala
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi, E. Aminudin Aziz, menghadiri peluncuran buku yang berjudul Manusia Kecil Pengatur
Hujan & Cerita-Cerita Lainnya karya Gianni Rodari atau L'omino delle
pioggia e altre storie. Kegiatan ini berlangsung di Gianni Rodari, Institut Kebudayaan Italia, Menteng,
Jakarta pada tanggal 18 Januari 2024.
Buku tersebut
terdiri atas sepuluh
cerita anak yang telah diterjemahkan dari bahasa Italia ke bahasa Indonesia. Berkat kolaborasi dari seorang
penerbit lokal Sigikata, buku tersebut terbit pada November 2022.
Dalam
sambutannya, Amin melihat terdapat lima aspek yang disorot, yaitu 1) pokok cerita, 2) teknik penyajian atau
penyampaian, 3) kontekstualisasi budaya cerita, 4) bahasa dan ilustrasi yang
disajikan dalam cerita, dan 5) signifikansi cerita pendek anak dalam konteks Indonesia saat ini. Amin menambahkan bahwa meninjau sebuah buku harus dilihat dari
berbagai sudut pandang, baik dari sisi budaya, segmentasi pembaca, gaya bahasa,
latar belakang penulis, maupun unsur lain. Menurut Amin, pembaca akan menyiratkan bahwa melakukan sesuatu
yang sulit atau mustahil masih dapat dilakukan jika dilihat dari sudut
yang berbeda. Seolah-olah kutipan tersebut ingin mengingatkan kita bahwa tidak
ada yang mustahil.
“Hal pertama yang harus dilakukan adalah tentukan
pikiran anda dalam melihat
sisi lain dari mata uang untuk menciptakan situasi yang lebih baik,” ujar Amin.
Amin
menilai bahwa sang penulis, Rodari, telah melihat sudut pandang berbeda dari budaya
Italia kepada pembaca.
“Rodari memilih untuk menunjukkan
sudut pandang berbeda dari budaya Italia kepada pembaca. Beberapa konteks
tampaknya bersifat universal, seperti yang ditemukan dalam cerita pertama
tentang seorang anak yang ingin diberi permen meskipun kecewa dengan kakeknya.
Beberapa cerita lain mungkin bersifat lokal, seperti di cerita ke delapan, lampu lalu lintas berwarna biru, dan beberapa cerita lain yang tidak masuk akal. Pengaturannya tidak mudah diprediksi.
Beragam kontekstualisasi ini memberikan ruang bagi pembaca untuk melampaui
imajinasinya,” pungkas Amin.
Sementara
itu, Qissera the Thirfiarani, selaku penerjemah buku tersebut menilai bahwa buku
karya jurnalis italia tersebut banyak memuat unsur-unsur positif yang dapat
meningkatkan daya berpikir kritis anak. “Saya melihat buku ini luar biasa,
tidak hanya memiliki ilustrasi yang kaya akan budaya italia, tetapi buku
tersebut dapat merangsang daya berpikir kritis anak. Saya akan mendigitalkan
buku ini sehingga mudah diakses,” ungkap Qissera sembari tersenyum memberikan
alasan.
Qissera
berpesan kepada para orang tua agar mendampingi sang anak saat membaca buku
karena akan ada proses tanya jawab. Saat itulah terjadi proses perluasan
wawasan bagi sang anak. Acara diskusi buku Manusia Kecil Pengatur Hujan tidak hanya dihadiri oleh Kepala Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa, tetapi beberapa pakar, yaitu (1) Prof. Pino Boero yang merupakan ahli pedagogi sastra dan membaca anak dari Departemen Pendidikan Universitas
Genoa, Italia; (2) Dr. Itje Chodijah M.A, Ketua Eksekutif Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Republik Indonesia; dan (3) Dr. Danny Susanto M.A, Dosen Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Indonesia. (Septian/Dv)