Diskusi Kelompok Terpumpun RBD sebagai Ruang Diskusi dan Reuni
Palembang, 26 Februari 2024 — Seakan tidak ingin melewatkan momen hari Bahasa Ibu tahun 2024 ini, Tim Kelompok Kepakaran Layanan Profesional (KKLP) Pemodernan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra di Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatan pun menggelar perundingan bersama pemegang kebijakan daerah, para maestro, budayawan, dan seniman dalam sebuah musyawarah bertajuk Diskusi Kelompok Terpumpun Revitalisasi Bahasa Daerah pada 26—29 Februari 2024 di Hotel Novotel Palembang.
Tahun 2024 Balai
Bahasa Provinsi Sumatera Selatan memasuki tahun ke-2 penyelenggaraan Revitalisasi
Bahasa Daerah. Tim KKLP Pemodernan dan Pelindungan sudah memulai pelaksanaan dengan
Rapat Koordinasi secara virtual pada Rabu 17 Januari 2024 dengan utusan lima kabupaten,
yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ulu Selatan,
dan Ogan Komering Ulu Timur serta satu Kota Palembang). Rapat Koordinasi ini
bertujuan untuk memastikan kesiapan daerah yang menjadi pelaksana RBD tahun
2024 ini dalam menjalankan platform Merdeka Belajar Episode Ke-17 dengan enam
bahasa sasaran, yaitu bahasa Komering, Ogan, Kayuagung, Pedamaran, Lematang,
dan Melayu Dialek Palembang.
Diskusi Kelompok
Terpumpun yang melibatkan 14 utusan pemerintah daerah, 27 orang maestro bahasa
daerah, dan 5 narasumber ini membahas modul pengajaran bahasa daerah pada
jenjang SD dan SMP. Pemantik diskusi terdiri atas Rapanie Igama (penyair),
Ninuk Sundari (Kampung Dongeng), Haryadi (akademisi), Yudhy Syarofie (cerpenis),
Vedro Dwi Putra (seniman komedi), dan narasumber dari Balai Bahasa Sumatera
Selatan, yaitu Karyono selaku Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatan,
Vita Nirmala selaku Widyabasa Ahli Muda, dan Nukman sebagai Widyabasa Ahli
Madya. Para peserta dan narasumber secara khusus berdiskusi tentang arah
kebijakan pelindungan bahasa dan sastra di Sumatera Selatan, situasi kebahasaan
di Sumatera Selatan, serta Pemodernan dan Pelindungan Bahasa Daerah berbasis
Festival. Selain peserta dari enam kabupaten/kota, Sultan Mahmud Badaruddin II
Palembang, Kepala BPMP, BGP, LL DIKTI, BPK Wilayah VI, Dinas Budpar Provinsi,
Dinas Pendidikan Provinsi, dan Dinas Kebudayaan Kota Palembang juga hadir pada
acara diskusi kelompok terpumpun ini.
Sutoko, Plh.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan yang mewakili Pj. Gubernur
Sumatera Selatan menyampaikan bahwa dengan enam bahasa lokal yang dimiliki oleh
Sumatera Selatan saat ini, mungkin satu di antara enam bahasa tersebut berada
dalam kondisi bahaya dan terancam punah sehingga langkah yang dilakukan oleh
Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatan dapat menjadi model bagi daerah dalam
upaya pemodernan dan pelindungan bahasa dan sastra daerah.
Sementara itu,
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) yang diwakili oleh
Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, menekankan
pentingnya kolaborasi dalam upaya pemodernan dan pelindungan bahasa dan sastra daerah.
Kolaborasi ini akan mempertegas peran penutur, masyarakat, dan pemerintah.
"Pemerintah
Daerah memiliki kekuatan penuh untuk menyusun regulasi tentang pemodernan dan pelindungan
bahasa dan sastra daerah dengan memedomani apa yang termuat dalam Undang-undang
Nomor 24 Tahun 2019, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, Peraturan Pemerintah
Nomor 57 Tahun 2014 dan Permendagri Nomor 40 Tahun 2007," ujar Hafidz
Muksin.
Sementara itu,
Karyono Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatan dalam sambutannya berharap
agar pelaksanaan Revitalisasi Bahasa Daerah pada tahun 2024 dapat berjalan
sesuai tahapan dan juknis RBD. Sambutan Karyono dikuatkan oleh Vita Nirmala,
Koordinator KKLP Molinbastra Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatan ini meminta
dukungan untuk kelancaran pelaksanaan RBD pada tahun ini. Vita berharap agar pemerintah
daerah serius menjadikan program pemodernan dan pelindungan bahasa dan sastra
daerah sebagai program utama pemerintah daerah. Hal ini bertujuan untuk
memperkuat identitas daerah dan menjadi laboratorium bagi siswa untuk belajar
bahasa daerah dengan mudah dan menggembirakan.
Eduarken, Kepala Bidang GTK Dinas Pendidikan
Kabupaten OKU Selatan, yang menjadi peserta DKT mengutarakan bahwa Balai Bahasa
Provinsi Sumatera Selatan dengan beberapa program unggulannya tidak hanya
menjadi ruang diskusi, tetapi juga menjadi ruang reuni bagi kelompok
kepentingan yang ada di daerah masing-masing. (Nukman)
Dokumentasi