Lokakarya Bahasa Bunak di Kabupaten Belu
NTT, 8 Mei 2024 — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemdikbudristek) melalui Kantor Bahasa Provinsi NTT melaksanakan kegiatan
Lokakarya Kosakata Bahasa Bunak di Kabupaten Belu pada Senin—Rabu, 6—8 Mei
2024. Kegiatan ini merupakan tahap lanjutan dari kegiatan Pemerkayaan Kosakata
Bahasa Bunak yang telah dilakukan pada Februari 2024. Rangkaian kegiatan ini
digelar dalam rangka mempertahankan eksistensi bahasa Bunak sebagai bahasa yang
hidup di wilayah antara Indonesia dan Timor Leste.
Kegiatan yang digelar di Aula Hotel Matahari Atambua ini
merupakan salah satu upaya melindungi bahasa Bunak dari kepunahan. Bahasa
Bunak merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang terancam punah.
Setelah pengambilan data untuk pemerkayaan kosakata bahasa daerah dan lokakarya,
tahap berikutnya ialah sidang komisi bahasa daerah. Muara dari rangkaian kegiatan ini adalah tersusunnya buku
kamus bahasa daerah, termasuk bahasa Bunak.
Linawati, S.S., Widyabasa Ahli Pertama dari Kantor Bahasa
Provinsi NTT menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari pelindungan
bahasa daerah. "Tugas kami salah satunya adalah
pelindungan bahasa daerah. Selain itu, kami juga bertugas melakukan pemerkayaan
kosa kata bahasa Indonesia," tambahnya.
Linawati
berharap masyarakat tetap melestarikan bahasa Bunak yang kini mulai berkurang
penuturnya di NTT, khususnya di Atambua. Selain itu, pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan dukungan sehingga
terjadi kelanjutan kerja sama terkait dengan upaya pelindungan bahasa daerah. "Karena
bahasa Bunak merupakan salah satu bahasa daerah yang cukup kecil penuturnya di
NTT, kami harap masyarakat menjaga kelestariannya," ujar Lina.
Kegiatan ini melibatkan
para tokoh masyarakat suku Bunak dan penutur jati bahasa Bunak. Keluaran yang
dihasilkan dari kegiatan ini adalah kosakata yang telah terverifikasi sebagai
bahan penyusunan kamus bahasa daerah dan usulan entri kosakata dari bahasa
daerah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kamus bahasa daerah ini dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pembelajaran bahasa daerah untuk masyarakat.
(Denis/KBNTT)
Dokumentasi