Partisipasi Badan Bahasa dalam SeaBRnet ke-15
Wakatobi,
2 Mei 2024 — Dalam rangka memfasilitasi penggunaan bahasa Indonesia
di forum internasional, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa)
menugasi para juru bahasanya untuk menjadi jembatan komunikasi antarbangsa
dalam Konferensi
Internasional Jaringan Cagar Biosfer Asia Tenggara (Southeast
Asian Biosphere Reserves Network atau yang
disingkat dengan SeaBRnet) ke-15. Acara tersebut diselenggarakan di
Paruno Resort, Wakatobi, Sulawesi Tenggara pada 30 April—2 Mei 2024.
SeaBRnet merupakan salah satu
jejaring dari the Man and Biosphere (MAB), UNESCO untuk kawasan Asia Tenggara. SeaBRnet
diinisiasi pertama kali pada 1998 dan hingga kini negara anggotanya terus
menggelar konferensi internasional tiap tahun. Negara anggota SeaBRnet adalah Indonesia,
Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar,
Filipina, Thailand, Timor Leste, dan Vietnam.
Tujuan SeaBRnet adalah meningkatkan
upaya kerja sama pengembangan beragam ilmu pengetahuan, ekosistem, dan
manajemen cagar biosfer serta membahas isu-isu yang berkaitan, seperti
komunikasi dan visibilitas, ekowisata, kemitraan, ekonomi hijau, tata kelola,
atau perubahan iklim.
Pada 2024 SeaBRnet menyelenggarakan
konferensi yang ke-15. Perhelatan akbar tersebut terselenggara berkat dukungan
Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Kemendikbudristek bersama
kementerian/lembaga (K/L) lain, seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan UNESCO Jakarta.
Badan Bahasa turut mendukung dan
berpartisipasi dalam SeaBRnet ke-15 dengan mengirimkan lima orang juru bahasa.
Partisipasi tersebut menjadi implementasi dan komitmen Badan Bahasa atas
program prioritas Internasionalisasi Bahasa Indonesia sekaligus menjadi tindak
lanjut atas resminya bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa sidang umum
UNESCO.
Lima orang juru bahasa yang dikirim
oleh Badan Bahasa dalam SeaBRnet ke-15 adalah para pejabat fungsional
penerjemah dari Kelompok
Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Penerjemahan, Pusat Penguatan dan
Pemberdayaan Bahasa (Pustanda), Badan Bahasa, Kemendikbudristek.
Mereka bertugas sebagai jembatan
komunikasi antarbangsa dengan melakukan penjurubahasaan berbisik bagi delegasi
Kamboja, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, Brunei Darussalam, Laos, Timor
Leste, Australia dan Jepang sehingga para delegasi dapat memahami pidato,
gelaran diskusi, serta kegiatan lapangan yang menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa pengantar.
Total peserta SeaBRnet ke-15 adalah 273
orang. Peserta tersebut merupakan para delegasi, termasuk delegasi Indonesia,
Komite MAB UNESCO Indonesia; Ketua Cagar Biosfer Asia Tenggara, Hiroyuki
Matsuda; perwakilan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dan Pemerintah Kabupaten Wakatobi;
serta perwakilan sektor swasta, akademisi, dan LSM.
Tajuk SeaBRnet ke-15 adalah
"Mengoptimalkan Kolaborasi Berbagai Pemangku Kepentingan untuk Konservasi Keanekaragaman
Hayati dan Ketahanan Sosial-Ekonomi di Cagar Biosfer". Tema tersebut
memungkinkan para pesertanya untuk berbagi pengalaman, praktik baik, dan
pendekatan inovatif guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus
menjaga integritas ekologis dari kawasan-kawasan vital cagar biosfer.
Ketua Harian KNIU, Itje Chodidjah,
menyatakan bahwa hasil diskusi konferensi dapat menjadi bahan rekomendasi draf
laporan implementasi Action Plan for
Biosphere Reserves 2016—2025 yang akan disusun oleh Pemerintah Indonesia
melalui kolaborasi bersama antara KNIU, Komite MAB UNESCO Indonesia bersama
dengan K/L terkait. Draf
tersebut akan dibawa dalam pertemuan World
Congress of Biosphere Reserves (WCBR) ke-5 di Hangzhou, Tiongkok pada 22—27
September 2025.
Sebagai tuan rumah, Pemerintah
Provinsi Sulawesi Tenggara yang diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Bidang
Pemerintahan, Hukum, dan Politik, La Ode Fasikin, mengatakan bahwa pertemuan
SeaBRnet ke-15 merupakan kesempatan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman
dalam upaya konservasi alam. Sementara
itu, Bupati Wakatobi, Haliana, mengatakan bahwa tema yang diusung dalam
SeaBRnet ke-15 ini selaras dengan visi Kabupaten Wakatobi 2021—2026, yaitu
Wakatobi menjadi kabupaten konservasi maritim yang sentosa.
Lebih lanjut, Direktur Kantor Multisektoral dan
Perwakilan UNESCO di Jakarta, Maki Katsuno Hayashikawa, mendorong perwakilan
negara anggota, khususnya para peserta konferensi SeaBRnet ke-15 untuk berfokus pada pengembangan
cagar biosfer dan penyelarasan upaya-upaya konservasi di Asia Tenggara melalui pembangunan
sosial dan ekonomi. (pad)
Dokumentasi