Kuliah Perdana Program Doktor Linguistik Terapan UNJ: Menggali Kontribusi Linguistik Terapan untuk Masyarakat
Pada tanggal 9 September 2024,
Program Studi Doktor Linguistik Terapan Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
(UNJ) menggelar kuliah perdana bertema "Kontribusi Linguistik Terapan
dalam Pelbagai Perspektif Profesi di Masyarakat." Acara ini bertujuan
memberikan wawasan kepada mahasiswa S-3 mengenai pentingnya peran Linguistik Terapan
di berbagai bidang. Kegiatan ini dihadiri oleh dosen, mahasiswa, dan akademisi
dari program studi terkait. Dengan tema yang relevan, kuliah perdana ini
diharapkan memperkuat peran pendidikan dalam kebutuhan masyarakat.
Dalam sambutan pembukaan, Prof.
Dr. Endry Boeriswati, M.Pd., selaku Koordinator Program Studi, menekankan
pentingnya kuliah perdana ini sebagai bagian dari pengembangan kurikulum
program doktor. Beliau menyoroti bahwa lulusan program ini diharapkan memiliki
kemampuan memecahkan masalah-masalah linguistik terapan yang kompleks. Selain
itu, para lulusan juga harus mampu berinovasi dalam konteks global.
"Program studi ini dirancang untuk menghasilkan lulusan yang mampu
mengatasi tantangan linguistik modern dengan pendekatan interdisipliner,"
ujar Prof. Endry.
Acara dilanjutkan dengan
sambutan resmi dari Prof. Dr. Dedi Purwana, SE., M.Bus., Direktur Pascasarjana
UNJ. Beliau menggarisbawahi pentingnya linguistik terapan dalam membangun
kualitas sumber daya manusia yang unggul. Menurutnya, lulusan Program Doktor
Linguistik Terapan memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan kontribusi
nyata bagi masyarakat. "Linguistik Terapan bukan hanya ilmu, tetapi juga
alat untuk meningkatkan kehidupan masyarakat," ujarnya.
Pemaparan utama disampaikan
oleh Prof. E. Aminudin Aziz, M.A., Ph.D., Kepala Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa. Dalam materinya, Aminudin mengangkat tema "Kajian
Linguistik dan Sumbangsihnya untuk Pemberdayaan Pembangunan Sumber Daya Manusia
dan Masyarakat." Ia menjelaskan bagaimana linguistik terapan dapat
diterapkan dalam berbagai profesi dan memberikan dampak langsung pada kemajuan
masyarakat. "Linguistik Terapan memiliki potensi besar untuk memecahkan
masalah komunikasi, pendidikan, dan kebudayaan," jelasnya.
Aminudin juga menyoroti
tantangan yang dihadapi mahasiswa S-3 dalam meneliti linguistik terapan. Ia
menyatakan bahwa mahasiswa harus mampu menjembatani teori dan praktik untuk
menghasilkan penelitian yang bermanfaat. "Menjadi doktor adalah awal
perjalanan sebagai ilmuwan, yang dituntut untuk berpikir kritis dan membawa
ide-ide segar ke masyarakat," ujarnya. Pernyataan ini menggarisbawahi
pentingnya inovasi dalam penelitian linguistik terapan untuk menciptakan solusi
praktis bagi masyarakat.
Kuliah perdana ini tidak hanya
membahas aspek teoretis, tetapi juga aplikasi linguistik terapan dalam berbagai
bidang, seperti pendidikan, kebijakan bahasa, dan teknologi bahasa. Mahasiswa
diajak untuk melihat bagaimana linguistik terapan bisa diterapkan dalam
pekerjaan mereka, baik di dunia akademis maupun di industri. Menurut Prof.
Aminudin, lulusan Program Doktor Linguistik Terapan dapat berperan sebagai agen
perubahan yang mampu menyelesaikan masalah sosial melalui keahlian mereka.
"Linguistik Terapan bukan sekadar ilmu bahasa, tetapi juga alat untuk
perubahan sosial," tambahnya.
Sesi tanya jawab yang
berlangsung setelah pemaparan materi memperlihatkan antusiasme peserta. Para
mahasiswa pascasarjana menggali lebih dalam mengenai aplikasi linguistik
terapan dalam konteks lokal dan global. Beberapa pertanyaan berkisar pada
bagaimana linguistik terapan dapat diterapkan dalam pengajaran bahasa dan
perencanaan kebijakan bahasa di Indonesia. Aminudin dengan rinci menjawab
setiap pertanyaan dan memberikan wawasan praktis berdasarkan pengalamannya, termasuk bagaimana upaya revitalisasi bahasa daerah melalui
AI yang menjadi praktik baik untuk mata kuliah Linguistik Komputasional di
Program Doktor Linguistik Terapan UNJ..
Acara ini turut memberikan
kesempatan bagi peserta untuk memahami berbagai tantangan dan peluang yang
dihadapi oleh lulusan Linguistik Terapan di masa depan. Salah satu hal yang
menjadi fokus adalah pentingnya keterampilan lintas disiplin dalam penelitian
linguistik terapan. Menurut Aminudin, kolaborasi antardisiplin ilmu sangat
penting untuk memecahkan masalah-masalah kompleks yang dihadapi masyarakat
modern. "Lulusan program ini harus mampu bekerja sama dengan berbagai
disiplin ilmu untuk menghasilkan solusi yang komprehensif," jelasnya. Hal ini memperkuat capaian MBKM UNJ melalui program kemitraan
Perguruan Tinggi dengan mitra seperti Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Kuliah perdana ini juga
dihadiri oleh mahasiswa Program Magister Linguistik Terapan dan Pendidikan
Bahasa Indonesia yang turut mendapatkan wawasan mengenai pentingnya penelitian
berbasis kebutuhan masyarakat. Topik yang dibahas membuka cakrawala baru bagi
mereka tentang bagaimana linguistik terapan dapat membuka peluang karir di
berbagai sektor. Selain itu, diskusi yang berlangsung memberikan pemahaman
lebih luas mengenai tanggung jawab sosial yang harus diemban oleh peneliti
linguistik terapan. Ini selaras dengan visi UNJ untuk mencetak lulusan yang
berwawasan global dan berdedikasi pada pengembangan masyarakat.
Dengan terlaksananya kuliah
perdana ini, Program Doktor Linguistik Terapan UNJ semakin memperkokoh
posisinya sebagai salah satu pusat pengembangan ilmu linguistik terapan di
Indonesia. Para peserta diharapkan dapat merancang penelitian yang tidak hanya
berfokus pada teori, tetapi juga relevan dengan kebutuhan masyarakat. Kuliah
perdana ini juga menjadi langkah awal bagi mahasiswa untuk lebih serius dalam
mengembangkan keilmuan yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Sebagai penutup,
Aminudin menegaskan bahwa para doktor di bidang linguistik terapan harus terus
berinovasi dan memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat.