Berkarya untuk Mengutamakan Bahasa Indonesia

Berkarya untuk Mengutamakan Bahasa Indonesia

Medan, 6 Agustus 2024—Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melalui Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara (BBPSU) sebagai pemangku kepentingan di bidang bahasa melaksanakan Krida Bahasa: Pembinaan Wajah Bahasa di Ruang Publik Sekolah melalui Prakarya pada tanggal 5 dan 6 Agustus 2024 secara daring dan luring di Universitas Medan Area. Pembinaan ini dirancang oleh Duta Bahasa Sumatera Utara untuk kembali menyadarkan kawula muda tentang urgensi pengutamaan bahasa negara.

Bangga berbahasa Indonesia merupakan sebuah keharusan bagi seluruh rakyat Indonesia. Kawula muda tentu memiliki peran penting dalam hal ini. Penggunaan bahasa negara masih cukup pelik di kalangan remaja. Mengganti bahasa Indonesia dengan bahasa asing sudah menjadi hal yang sangat lumrah di ranah formal. Beberapa kata dalam bahasa Indonesia sering diganti dengan bahasa asing yang menyebabkan posisi bahasa Indonesia tergeser. Hal ini tentu dapat mengakibatkan salah konsep dalam penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa asing. Keresahan inilah yang menjadi pemacu BBPSU dan Duta Bahasa Sumatera Utara dalam melakukan pembinaan bahasa.

Dengan menyasar generasi muda yang duduk di bangku SMA/MA sederajat, krida ini melibatkan 150 siswa dari 14 sekolah di Medan, Binjai, dan Deli Serdang. Para siswa tersebut merupakan aktivis organisasi sekolah, seperti OSIS, Paskibra, UKS, dan sebagainya. Mereka turut mendapat pembekalan tentang pentingnya pengutamaan bahasa Indonesia di ruang publik serta praktik pembuatan prakarya.

Materi tentang pengutamaan bahasa Indonesia yang disampaikan oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara, Hidayat Widiyanto, menjadi pemantik bagi siswa untuk kembali membangun kesadaran akan penggunaan bahasa negara pada ranah formal. Hidayat berpesan agar para siswa menjadi pemengaruh bagi teman-teman di sekolah untuk menggaungkan pengutamaan bahasa negara. Kegiatan dilanjutkan dengan materi tentang kaidah penggunaan bahasa Indonesia oleh Agus Bambang Hermanto, Ketua KKLP (Kelompok Kepakaran Layanan Profesional) Pembinaan Bahasa dan Hukum BBPSU. Agus juga memaparkan tentang peraturan pengutamaan bahasa Indonesia di ruang publik. Ejaan dan tanda baca pun tak luput dari pembahasan pada hari itu.

Hari kedua dilanjutkan dengan penguatan peran pemuda dalam pengutamaan bahasa Indonesia di ruang publik sekolah oleh Windy Niskya Rahmi Harefa, Duta Bahasa Sumatera Utara. “Pemuda adalah aset penting negara. Bagaimana kita mengupayakan kedudukan bahasa hari ini adalah mula kekuatan bahasa di masa depan,” ujar Windy.

Setelah pemberian materi, siswa dibekali dengan cara pembuatan prakarya oleh praktisi origami, Nany Susilawati. Siswa diajak untuk melatih kreativitas, daya nalar, dan cara mengimplementasikan beberapa aspek pengutamaan bahasa di ruang publik sekolah. Selain itu, siswa juga diberi kiat-kiat tentang cara mengimplementasikan ide kreatif dalam sebuah karya. Nany menyampaikan bahwa melatih pergerakan tangan kanan dan kiri akan membantu menyelaraskan cara kerja otak kanan yang berfokus pada kemampuan seni, gambar, kreativitas dengan otak kiri yang berfokus pada kemampuan berbahasa, analisa berpikir, logika, dan detail.

Pada sesi praktik, siswa diajak untuk merangkai papan nama organisasi sesuai dengan kreativitas mereka. Duta Bahasa Sumatera Utara selaku panitia menyediakan alat dan bahan, seperti, kardus, gunting, lem, benang wol, dan origami. Siswa diperbolehkan membawa alat dan bahan tambahan sesuai dengan konsep yang mereka rancang. Di luar dugaan, antusiasme untuk mengikuti kegiatan ini terlihat jelas dari raut wajah, keaktifan dalam sesi diskusi, dan bahan yang mereka siapkan sendiri. Hasilnya adalah para siswa menghasilkan karya yang apik dan ciamik.

Karya yang dihasilkan siswa akan dipajang dalam ruangan organisasi mereka. Selain pembuatan papan nama organisasi, siswa juga diarahkan untuk membuat struktur organisasi di ruangan/sekretariat serta diarahkan untuk menggunakan bahasa Indonesia di media sosial organisasi mereka. Selain itu, siswa juga membuat video sebelum dan sesudah mendapat pembinaan. Setelah pembuatan karya, siswa ditantang untuk mempresentasikan hasil karya mereka. Mempresentasikan karya merupakan cara panitia untuk melihat pembiasaan siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar di ranah formal.

“Saya berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan agar semua sekolah dan semua organisasi sekolah yang ada di Kota Medan dapat merasakan dampak besar yang kami terima,” ujar salah satu siswa yang mengikuti kegiatan ini.

"Kami, aktivis sekolah, mengutamakan bahasa Indonesia" adalah slogan yang digaungkan selama kegiatan berlangsung. Sebelum kegiatan ditutup, para siswa mendapat pesan untuk menjadi contoh dan pemengaruh bagi teman-teman di sekolah dalam menggaungkan pengutamaan bahasa Indonesia. Sebagai warga global, para siswa perlu menguasai bahasa asing, tetapi untuk ranah-ranah tertentu bahasa negara tetap harus diutamakan dan tidak diganti dengan bahasa yang lain. Kegiatan Krida Bahasa: Pembinaan Wajah Bahasa di Ruang Publik Sekolah ini merupakan sebuah cara BBPSU dan Duta Bahasa untuk mengilhami kawula muda tentang pentingnya mengutamakan bahasa Indonesia.

Dokumentasi





Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa