Penguatan Sastra di NTB melalui Pelatihan Penulisan Cerita Pendek Berbahasa Daerah
Mataram, 2 November 2024—Sebaga salah
satu upaya penggiatan sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melalui Kantor
Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat menyelenggarakan kegiatan Kemah Sastra:
Pelatihan Penulisan Cerita Pendek Berbahasa Daerah (Sasak, Samawa, dan Mbojo)
Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2024. Kegiatan ini merupakan salah satu
bentuk tindak lanjut atas keberhasilan sekaligus apresiasi bagi para pemenang
Lomba Menulis Cerita Pendek pada Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tahun 2024.
Kepala Kantor Bahasa Provinsi Nusa
Tenggara Barat, Puji Retno Hardiningtyas, menegaskan dalam laporannya bahwa
kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari Festival Tunas Bahasa Ibu yang
telah dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober—1 November 2024 di Kota Mataram. Peserta
Kemah Sastra ini adalah peserta yang meraih peringkat I—V. Mereka berkesempatan
mengikuti pelatihan menulis cerpen secara intensif selama empat hari, yaitu
tanggal 2--5 November 2024. "Kami telah menyelenggarakan kegiatan ini
sebanyak tiga kali, sejak tahun 2022. Adapun perbedaannya adalah waktu
pelaksanaannya yang lebih cepat dan berurutan dengan kegiatan Festival Tunas
Bahasa Ibu. Namun, dua tahun sebelumnya, narasumber hanya tiga orang dengan perincian
per bahasa daerah, yaitu bahasa Sasak, Samawa, dan Mbojo. Pada tahun ini, ada
tambahan narasumber untuk penguatan persepsi dan keseragaman cerita
pendek," jelasnya saat pembukaan kegiatan di Hotel Santika Mataram.
Kegiatan ini menghasilkan karya cerpen
sejumlah minimal satu karya dalam bahasa Sasak, Samawa, dan Mbojo. Cerpen akan
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. "Peran Bapak dan Ibu guru
pendamping sangat besar. Saya berharap bahwa guru pendamping tidak hanya membantu
menerjemahkan bahasa daerah ke bahasa Indonesia, tetapi juga membantu
penggambaran karakter tokoh yang kuat, alur cerita, dan penguasaan bahasa
daerah dalam hasil karya siswanya. Meskipun hasil akhir berupa karya sastra
anak-anak dalam bahasa Sasak, Samawa, dan Mbojo, saya berharap Bapak dan Ibu
guru yang mendampingi juga menghasilkan cerpen yang akan kami bukukan juga
dalam bentuk antologi cerpen guru pendamping," pesan Puji Retno
menyampaikan harapannya untuk para guru pendamping.
Ia menekankan bahwa semua karya dapat terselesaikan,
baik karya peserta siswa maupun karya guru pendamping. Ke depannya, dua buku
antologi akan disusun berdasarkan kategori karya siswa dan guru. Dengan begitu,
hasil karya yang telah dibuat dapat didokumentasikan dan didistribusikan ke
berbagai wilayah sebagai salah satu buku bahan bacaan literasi.
Selanjutnya, penguatan kegiatan juga diberikan
oleh Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin. Ia
menuturkan bahwa Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa fokus dan telah
berupaya membina dan mendidik sastrawan sejak dini, salah satunya melalui
kegiatan Kemah Sastra ini. Ia juga menceritakan dan berbagi pengalaman ketika
menghadiri dan mengikuti kegiatan kebahasaan dan kesastraan di berbagai daerah.
Menurutnya, beberapa guru bahasa Indonesia melaporkan bahwa semenjak adanya
pelaksanaan Festival Tunas Bahasa Ibu ini, guru bahasa Indonesia mendapatkan
tempat yang lebih baik. "Melalui berbagai kegiatan program Revitalisasi
Bahasa Daerah, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa telah berupaya membina
talenta-talenta muda agar menjadi sastrawan. Ketika ingin menghasilkan karya,
maka kita harus fokus. Kita juga harus menciptakan suasana batin yang
menyenangkan. Hal itu untuk membantu proses penciptaan karya yang indah dan
luar biasa," pungkasnya di hadapan para narasumber dan peserta kegiatan.
Pada kesempatan ini, ia membacakan
puisi yang berjudul "Siasat" hasil karya guru SMPN 3 Sumbawa, Rosidah
Resyad. Ia berpesan kepada semua siswa dan guru yang hadir untuk dapat
menghasilkan karya yang sama dalam bentuk antologi dan dapat disebarluaskan ke
berbagai daerah. "Jadikan momen ini sebagai tempat untuk berkarya. Jika
karya tidak dituliskan, karya tersebut akan hilang juga. Semoga adik-adik dan
guru yang mengikuti kegiatan ini dapat menghasilkan karya yang hebat,"
pesannya memberikan dorongan dan semangat.
Sebanyak 60 peserta yang terdiri atas 30 siswa dan 30 guru mengikuti kegiatan ini. Para peserta didampingi oleh para narasumber sesuai dengan bidangnya. Adapun narasumber kegiatan ini adalah Arianto Adipurwanto yang menyampaikan materi "Proses Kreatif Menulis Cerita Pendek", Imam Safwan yang menyampaikan materi "Proses Kreatif Menulis Cerita Pendek Berbahasa Sasak", Alliurridha dengan materi "Proses Kreatif Menulis Cerita Pendek Berbahasa Samawa", dan Baharuddin atau yang biasa dikenal dengan La Ndoro Conary dengan materi "Proses Kreatif Menulis Cerita Pendek Berbahasa Mbojo". Pembelajaran telah dimulai sejak Sabtu, 2 November 2024 dan berakhir pada Selasa, 5 November 2024.