Peringatan 100 Tahun AA Navis di Prancis: Menduniakan Sastra Indonesia
Paris, 16 November 2024 – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris/Kantor Delegasi Tetap RI untuk UNESCO menggelar acara Peringatan 100 Tahun AA Navis , tokoh sastra Indonesia, dalam dua acara besar di Prancis pada 13 dan 14 November 2024. Acara kedua ini merupakan upaya untuk memperkenalkan karya dan warisan sastra AA Navis ke panggung dunia dan mengapresiasi pengaruhnya yang mendalam terhadap perkembangan sastra Indonesia.
Acara utama berlangsung di Kantor Pusat UNESCO di Paris pada 13 November 2024, pasca ditetapkannya peringatan 100 tahun hari lahir AA Navis sebagai perayaan internasional UNESCO pada Sidang Umum UNESCO ke-42 pada November 2023 lalu. Acara dihadiri oleh 207 peserta yang terdiri atas pecinta sastra, akademisi, pelajar, diaspora Indonesia serta delegasi tetap UNESCO dari berbagai negara.
Duta Besar Indonesia untuk Prancis, Andorra, Monako, dan UNESCO, HE Mohamad Oemar, secara resmi membuka acara dengan Perayaan yang penuh penghormatan. Ia menyoroti peran signifikan AA Navis dalam memperkaya sastra Indonesia dan kontribusinya terhadap perspektif dunia. “AA Navis adalah seorang pengamat yang tajam dan kritikus sosial yang peduli terhadap identitas budaya bangsanya. Melalui karyanya, ia mengajarkan kita untuk tidak hanya melihat keindahan bahasa, tetapi juga untuk memahami tanggung jawab sosial yang diembannya. Dia adalah seorang humanis visioner yang mampu melampaui batas waktu dan tempat,” papar Oemar.
Sementara itu, Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz, juga menyoroti kontribusi besar Navis terhadap literasi di Indonesia. Menurutnya, AA Navis adalah simbol sastra Indonesia yang mengajak kita untuk merefleksikan hidup dan menumbuhkan pemikiran kritis. “Melalui acara ini, kami berharap bahwa karya-karya Navis dapat dikenal lebih luas di dunia internasional dan menginspirasi generasi mendatang. Peringatan ini bukan sekedar mengenang, tapi juga upaya untuk menduniakan sastra Indonesia agar terus relevan di kancah global,” ujar Aminudin, Jumat (15/11).
Bagian penting dari acara ini adalah gelar wicara yang dipandu oleh Romain Bertrand, seorang sejarawan dan pakar Asia Tenggara dari Universitas Science Po, Paris. Bertrand mengawali diskusi dengan memperkenalkan AA Navis sebagai figur penting dalam sastra Indonesia modern, yang dikenal karena penggambaran kritisnya terhadap masyarakat dan agama melalui cerita-cerita berlatar desa pada tahun 1950-an. “Navis dengan tajam menyingkap dinamika kehidupan desa dan menyuarakan isu-isu sosial yang relevan hingga kini,” tutur Bertrand.
Sebagai pembicara dalam gelaran wicara ini, Hilmar Farid, dosen dan budayawan Indonesia, dan penulis Ayu Utami juga menyampaikan mengenai pergeseran perspektif dalam sastra Indonesia dari tema pedesaan ke perkotaan. Mereka mencatat bahwa sastra Indonesia kini lebih banyak mengeksplorasi kehidupan perkotaan dengan tema-tema yang mencerminkan perubahan sosial yang lebih luas, serta mencerminkan keberagaman suara dan perspektif. “Ada perubahan cerita tentang kehidupan desa ke kehidupan kota yang lebih kompleks, hal itu menunjukkan bagaimana sastra kita berkembang seiring dengan perubahan masyarakat,” ungkap Ayu Utami.
Selain itu, dalam paparannya Hilmar Farid membahas tren sastra Indonesia yang kini semakin terkait dengan isu-isu global, semakin beragamnya latar belakang penulis, dan semakin eratnya hubungan antar-seniman di negara-negara selatan. Namun, di tengah keterkaitan dengan isu-isu global, menurutnya para penulis Indonesia harus tetap mempertahankan fokus pada kehidupan lokal. “Sastra Indonesia kini tidak hanya berbicara dalam cakupan nasional, tetapi juga menjadi bagian dari percakapan global, terutama melalui isu-isu yang relevan dengan masyarakat Global South,” tambah Hilmar Farid.
Diskusi ini memperkaya pemahaman para hadirin tentang arah perkembangan sastra Indonesia, serta peran penting karya Navis sebagai inspirasi bagi generasi penulis saat ini. Acara ini menjadi bukti bahwa sastra Indonesia, melalui karya-karya seperti Navis, tidak hanya relevan bagi pembaca Indonesia, tetapi juga mampu menyampaikan perspektif yang unik dan menarik bagi audiens internasional.
Peringatan Kelahiran AA Navis di Universitas La Rochelle
Pada tanggal 14 November 2024, rangkaian peringatan disinergikan dengan Pekan Indonesia di Universitas La Rochelle dan dihadiri sekitar 200 mahasiswa dan tamu undangan. Duta Besar Indonesia untuk Prancis, Andorra, Monako, dan UNESCO, HE Mohamad Oemar, memberikan kuliah umum tentang perkembangan Indonesia masa kini dan visi ke depan, termasuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Dalam kesempatan tersebut, Oemar memberikan wawasan mendalam tentang perkembangan Indonesia dan peran penting sastra dalam menyuarakan identitas bangsa di tengah perubahan global. “Indonesia sedang dalam proses perubahan besar melalui pembangunan IKN yang tidak hanya akan menjadi pusat pemerintahan baru, tetapi juga simbol inovasi dan keabadian. Visi kami adalah membangun sebuah kota yang modern namun tetap menjunjung tinggi nilai budaya yang kita warisi dari generasi sebelumnya,” tutur Oemar.
Selanjutnya, acara ini juga menampilkan gelar wicara bertajuk “Indonesia Modern dari Perkembangan Pemikiran Sastranya” dengan menghadirkan sastrawan-sastrawan Indonesia Ayu Utami, Esha Tegar Putra, dan Dhianita Kusuma. Para sastrawan berbagi pandangan mengenai peran sastra sebagai media untuk menyuarakan isu-isu lokal dan global serta menjaga identitas budaya.
Sebagai penutup, Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa, Iwa Lukmana, menyampaikan penghargaan tinggi kepada Universitas La Rochelle atas penyelenggaraan kegiatan ini. Ia berharap kolaborasi ini dapat terus berlanjut dan menjadi jembatan untuk memahami satu sama lain. “Saya sangat berterima kasih kepada Universitas La Rochelle yang telah memberikan ruang bagi sastra Indonesia. Melalui acara seperti ini, kami memperkuat hubungan budaya antara Indonesia dan Prancis, dan menunjukkan bahwa sastra Indonesia memiliki daya tarik universal yang dapat dinikmati oleh masyarakat internasional,” tutup Iwa.
Dengan suksesnya kedua acara ini, rangkaian peringatan 100 tahun AA Navis di Prancis tidak hanya menjadi ajang untuk mengapresiasi karya sang maestro sastra Indonesia, AA Navis, tetapi juga memperkuat posisi sastra Indonesia dalam percaturan budaya global. Peringatan ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa karya dan warisan AA Navis dapat dikenal dan diapresiasi oleh khalayak internasional, serta sebagai bukti bahwa sastra Indonesia memiliki tempat yang layak di panggung dunia. Kegiatan ini juga merupakan langkah awal penginternasionalan sastra Indonesia.
Siaran Pers
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Nomor: 571/sipers/A6/XI/2024
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter:twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram:instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook:facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMDIKDASMEN
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id