Kemah Penulisan Cerpen Bahasa Tolaki sebagai Upaya Pelestarian Bahasa Daerah
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melalui melalui Balai
Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara menyelenggarakan Kemah Penulisan Cerita
Pendek (Cerpen) Bahasa Tolaki di Hotel Horison, Kendari. Kegiatan berlangsung selama lima hari dari tanggal 28
November hingga 2 Desember 2024. Kegiatan ini melibatkan siswa sekolah dasar
dan menengah yang sebelumnya berhasil meraih juara dalam lomba penulisan cerita
pendek berbahasa daerah, sebuah kompetisi yang juga diadakan oleh Balai Bahasa
Sulawesi Tenggara.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara, Uniawati,
membuka kegiatan tersebut secara langsung. Dalam sambutannya Umiati mengapresiasi
kegiatan Kemah Penulisan Cerita Pendek (Cerpen) Tahun 2024 yang terlaksana
dengan baik dengan kerja sama seluruh pihak yang terlibat, yaitu siswa,
pendamping, dan narasumber.
Selanjutnya, Umiati mengungkapkan bahwa mereka yang hadir
merupakan tunas-tunas muda bahasa Tolaki yang akan mewarisi dan melanjutkan
keberlangsungan bahasa Tolaki ke depannya. Untuk itulah mereka yang akan
menjadi pewaris bahasa daerah Tolaki harus memiliki sikap positif dan bangga
terhadap penggunaan bahasa Tolaki. Melalui kegiatan Kemah Penulisan Cerpen ini
pula sikap positif dan bangga akan tumbuh dengan sendirinya.
Harapan dari peserta yang ikut dalam kegiatan ini adalah
mereka akan lebih produktif menghasilkan karya yang berupa cerita pendek
berbahasa Tolaki. Selain itu, karya-karya yang terkumpul di akhir kegiatan
kemah ini akan terwujud berupa antologi cerita pendek berbahasa Tolaki yang menambah
kebanggaan dan kepercayaan diri peserta sebagai penulis cerita pendek dalam buku
itu.
Para peserta Kemah Penulisan Cerpen ini mendapat
bimbingan langsung dari para narasumber yang diundang secara khusus oleh
panitia. Narasumber merupakan penulis dari Sulawesi Tenggara yang cukup
produktif dalam menghasilkan cerita pendek dan puisi. Selama kegiatan peserta akan
diberikan pemahaman tentang bagaimana membangun kerangka cerita, mengembangkan
alur, hingga menyusun dialog yang sesuai dengan budaya lokal.
“Kegiatan ini mampu mendokumentasikan dan mengarsipkan
nilai-nilai kearifan lokal yang dilakukan lewat tulisan, terutama pada
anak-anak tingkat dasar dan menenggah,” ungkap Sartian Nuryamin sebagai salah
satu narasumber.
Kemah Penulisan Cerpen ini tidak hanya berfungsi sebagai
sarana pendidikan, tetapi juga sebagai langkah strategis untuk melestarikan bahasa
Tolaki. Generasi muda diharapkan menjadi garda terdepan dalam menjaga
kelangsungan bahasa daerah dengan cara-cara kreatif dan relevan. Kegiatan ini adalah wadah bagi tunas-tunas muda Tolaki
untuk mengasah bakat menulis mereka. Melalui cerpen, kita dapat melestarikan bahasa
Tolaki sekaligus menanamkan nilai-nilai luhur budaya kepada generasi berikutnya.
Salah satu peserta dari Sekolah Dasar Negeri 1 Simbune, Kolaka Timur, yaitu Chelsea, mengungkapkan kegembiraannya mengikuti kegiatan ini. "Saya senang mengikuti kegiatan ini karena dapat belajar dan punya banyak teman," ujarnya. Kegiatan ini juga menjadi sebuah langkah nyata untuk mencetak generasi muda yang tidak hanya mahir dalam menulis, tetapi juga bangga dan cinta terhadap bahasa serta budayanya sendiri. Program ini bukan sekadar pelatihan, melainkan sebuah panggilan untuk menjaga warisan berharga agar tetap hidup dan relevan. (AS & NA).
Dokumentasi: