Papua Memenangi Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Nasional

Papua Memenangi Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Nasional

Puisi sebagai karya sastra menghadirkan kata dan ungkapan dari berbagai segi. Di samping mengandung makna yang menarik untuk disimak, di dalam puisi terdapat kekuatan citra dan rima yang indah, serta ada jangkauan simbolik yang dapat membuai kita untuk menyelami kata-katanya. Semua yang ada dalam puisi “menjadi lebih hidup” ketika seni sastra itu dikolaborasikan dengan seni musik sehingga menjadi sebuah lagu. Bait-bait puisi menjadi syair lagu itu. Dinamika melodi, irama, tempo, serta bunyi yang dihasilkan suatu alat musik berguna untuk menegaskan makna puisi yang telah ditafsirkannya. Selanjutnya, kolaborasi dua seni itulah sering disebut musikalisasi puisi. Musikalisasi puisi itu juga merupakan salah satu cara untuk mendekatkan puisi kepada khalayak yang lebih luas, tidak hanya peminat sastra. Musikalisasi puisi diharapkan dapat memberi penajaman makna yang tersirat ataupun tersurat sehingga dapat membantu masyarakat awam dalam memahami puisi. Karena itu, kesadaran akan musikalisasi puisi harus ditumbuhkan supaya musikalisasi puisi dapat berkembang. Salah satu upaya untuk mengembangkan musikalisasi puisi, Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional menggelar Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Nasional. Acara tersebut berlangsung sejak Kamis (23/10) di gedung Darma, Pusat Bahasa, sebagai rangkaian dari kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra 2008. Pada final Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Nasional, Sabtu (25/10), tampil sebagai juara pertama SMAN 1 Jayapura. Mereka membawakan puisi karya Sapardi Djoko Damono berjudul "Selamat Pagi Indonesia" dan puisi karya Chairil Anwar, "Cintaku Jauh di Pulau". Juara kedua diraih oleh SMAN 5 Padang, juara ketiga Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta, juara harapan pertama Jawa Barat, dan juara harapan kedua Denpasar, serta juara harapan ketiga Jambi. Juri pada Festival Musikalisasi Puisi yang diikuti 23 kelompok perwakilan dari 23 Provinsi tersebut adalah Agus R. Sardjono, Agus Arya Dipayana, dan H. Fredie Arsi. Dari 23 kelompok itu, 10 kelompok di antaranya maju ke final. SMAN 1 Jayapura yang dibina oleh Omas, S.Pd. dinilai unggul dari segi penafsiran puisi, keselarasan vokal, dan musik mereka yang kreatif karena memasukkan unsur-unsur tradisi daerah yang kuat dengan menggunakan terompet dari kerang dan gendang khas Papua untuk menampilkan bunyi-bunyi unsur tradisi Papua. (hr.)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa