Berita Duka: Prof. Dr. H. Amran Halim Meninggal Dunia

Berita Duka: Prof. Dr. H. Amran Halim Meninggal Dunia

Innalillahiwainnailaihiroji’un. Dunia pendidikan Indonesia khususnya mereka yang bergelut di bidang bahasa Indonesia pada hari Sabtu, 13 Juni 2009 pukul 11.40 WIB telah kehilangan salah seorang tokoh bahasa yang juga guru besar bahasa Indonesia, Prof. Dr. Amran Halim. Beliau meninggal pada usia 79 tahun di Rumah Sakit Mohamad Hoesin (RSMH) Palembang karena sakit jantung dan paru-paru . Amran Halim yang dilahirkan di Bengkulu, 25 Agutus 1929 adalah orang yang berjasa besar dalam pengembangan bahasa Indonesia. Saat pemerintah menetapkan ejaan resmi bahasa Indonesia yang diberi nama Ejaan yang Disempurnakan (EYD) berdasarkan Kepres No.67 Tahun 1972. Sjarif Thajeb, Mendiknas saat itu membentuk Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia yang dipimpin oleh Amran Halim. Kepanitian ini kemudian menyusun buku yang berjudul Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Buku yang tebalnya hanya 55 halaman tersebut kemudian dicetak pertama kali oleh penerbit Balai Pustaka pada tahun 1978. Mantan Kepala Pusat Bahasa ini semasa hidupnya dikenal sebagai tokoh pendidikan dan pakar bahasa Indonesia yang selalu komitmen menjaga eksistensi bahasa Indonesia. Saat menjabat sebagai Ketua Majelis Bahasa Indonesia Malaysia (MBIM), Amran Halim menggagas pembakuan bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Hasil pembakuan tersebut akhirnya juga digunakan untuk bahasa Brunei Darusalam. Amran Halim juga pernah menjadi rektor Universitas Sriwijaya pada tahun 1986—1994. Semasa muda pernah bergabung dalam tentara pelajar. Atas perjuangannya itu, pemerintah menganugerahkan bintang gerilya, dan beliau juga berhak untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Ksatria Siguntang, Palembang. Namun sesuai permintaan terakhir almarhum yang tetap ingin dimakamkan di Pemakaman Umum Puncak Sekuning, Palembang di samping makam istri pertama (almarhumah Rosani) dan kedua orang tuanya. Almarhum dimakamkan pada hari Minggu, 14 Juni 2009 pukul 10.00. Almarhum Amran Halim meninggalkan seorang istri bernama Nuryanti Syafniar Amran, tujuh anak, dan sebelas cucu.

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa