Bahasa Dan Sastra Dalam Konteks Kebangsaan

Bahasa Dan Sastra Dalam Konteks Kebangsaan

MATARAM, LOMBOK -- Sebagai salah satu bentuk upaya konkret untuk menambahkan rasa kebangsaan, Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyelenggarakan Seminar Internasional Bahasa dan Sastra 2010. Seminar ini dilaksanakan pada tanggal 6—7 Juli 2010 bertempat di Hotel Jayakarta, Lombok, NTB. Seminar yang bertema “Bahasa dan Sastra dalam Konteks Kebangsaan” ini dibuka secara resmi oleh Tuan Guru Haji Muhammad Zainul Majdi, M.A., Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat diiringi dengan tarian Kendang Belik. Seminar tersebut dihadiri lebih kurang 150 peserta dari sejumlah daerah di Indonesia. Peserta seminar terdiri dari dosen, mahasiswa, guru, peneliti, sastrawan, perwakilan intansi pemerintah, tokoh masyarakat, akademisi, dan pemerhati masalah bahasa, sastra, budaya, dan pengajaran. Dalam sambutan dan laporannya, Dra. Yeyen Maryani, M.Hum, selaku Koordinator Intern Pusat Bahasa, Kementerian Pendidikan Nasional mengatakan bahwa seminar ini memiliki makna penting di tengah-tengah kita memasuki tatanan kehidupan baru, khususnya bidang ekonomi dengan adanya perdagangan bebas. Beliau juga mengajak kita agar merenungkan kembali peran bahasa dan sastra serta bangsa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Beliau juga mengingatkan bahwa di tengah-tengah perkembangan teknologi informasi dan keterbukaan dalam kemanunggalan dunia, bahasa dan sastra merupakan sarana strategis dalam pembinaan anak-anak bangsa, masyarakat, dan bahkan pembangunan karakter bangsa Indonesia menuju masyarakat mandiri sebagaimana amanat Undang-Undang No.24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Seminar yang berlangsung dua hari tersebut menampilkan empat pemakalah utama, dan 45 pemakalah pendamping. Pemakalah utama yaitu Dr. Dendy Sugono (Pusat Bahasa), Prof. Dr. Mahsun, M.S. (Universitas Mataram), Prof. Dr. Bambang Kaswanti Purwo (Universitas Katholik Atmajaya), dan Prof. Harry George Aveling, Ph.D. (Ohio University), sedangkan yang menjadi pemakalah pendamping antara lain: Prof. Dr. H. Khairil Ansari, M.Pd. (Universitas Negeri Medan), Prof. Drs. Burhanuddin Arafah, M.Hum., Ph.D. (Universitas Hassanudin), Dr. Kinayati Djojosuroto (Universitas Negeri Jakarta), Dr. Suhartono (Universitas Negeri Surabaya), serta Sudartomo Macariyus (Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta). Seminar ini terselenggara berlandaskan pemikiran tentang rasa kebangsaan yang terbangun dari kemajemukan masyarakat yang terdiri atas banyak suku bangsa, agama, ras dan golongan. Keragaman bahasa dan sastra yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat penutur masing-masing suku bangsa tersebut telah membentuk bangsa Indonesia itu bagai dua sisi mata uang. Satu sisi, keberagaman itu menjadi faktor pendukung kebesaran bangsa ini, dan di sisi lain menjadi faktor pencetus keruntuhan bangsa Indonesia apabila tidak ada rasa kebangsaan yang kuat dari kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Dengan dilaksanakannya seminar ini, masyarakat dapat menambah wawasan baru untuk lebih menumbuhkan rasa kebangsaan.(cas/DM)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa