Pelatihan Metodologi Penelitian dalam Rangka Peningkatan Kompetensi Peneliti

Pelatihan Metodologi Penelitian dalam Rangka Peningkatan Kompetensi Peneliti

Jakarta— Peningkatan kualitas sumber daya peneliti berperan penting dalam menciptakan tenaga peneliti yang profesional sesuai dengan kompetensinya, dengan latar belakang itulah Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menggelar Pelatihan Metodologi Penelitian pada tanggal 1-- 6 Juni 2015 di Hotel Santika, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.


Kegiatan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi tenaga fungsional peneliti dalam bidang metodologi penelitian diadakan oleh Bagian Kepegawaian, Badan Bahasa. Kegiatan itu diikuti oleh 54 orang peserta, yang terdiri atas 7 orang peneliti dari Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan, 10 orang peneliti dari Pusat Pengembangan dan Pelindungan, 1 orang peneliti dari Sekretariat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 30 orang peneliti dari Balai/Kantor Bahasa, 2 orang peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), 4 orang dosen dari beberapa Perguruan Tinggi di Jakarta.


Dalam sesi awal di hari kedua kegiatan tersebut, Prof. Dr. Mahsun, M.S., dalam penjelasannya, menekankan pentingnya peran teori dalam menentukan masalah, hipotesis, dan wujud data dari metode yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam suatu penelitian.


Pada sesi selanjutnya, Prof. Dr. Bernd Nothofer (Universitas Goethe, Frankurt) berbicara mengenai "Teori dan Metode Penelitian Kekerabatan Austronesia". Dalam pembahasannya, terjadi perbedaan teori pendekatan antara Nothofer dan Mahsun mengenai adanya kesenjangan secara teori fonetis antara Bahasa Melayu yang menjadi bahasa nasional Malaysia dan Bahasa Indonesia yang menjadi bahasa nasional Indonesia. Dalam teorinya, Nothofer menggunakan teori pendekatan secara leksikostatistik persamaan dalam menentukan persamaan antara Bahasa Melayu dengan Bahasa Indonesia, sedangkan Mahsun menggunakan teori pendekatan secara dialektometri dalam menentukan perbedaan antara Bahasa Melayu dengan Bahasa Indonesia. Pembahasan terus berlanjut karena masing-masing pakar mempertahankan teori pendekatan yang diakuinya.


Sementara itu, sesuai dengan agenda pelatihan yang dilaksanakan selama seminggu penuh dengan bimbingan para pakar tersebut, nantinya akan diisi dengan diskusi kelompok. Dalam sesi diskusi kelompok, diharapkan peserta dapat lebih menggali ilmu yang disampaikan oleh para narasumber, agar nantinya kegiatan pelatihan tersebut dapat melahirkan peneliti andal dan profesional di bidangnya. (nav)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa