Marga T
Marga T adalah seorang penulis novel yang sangat terkenal pada era 70-an.Namanya terus disebut oleh banyak orang, dari mulai remaja putri, ibu-ibu, juga kaum lelaki.Novelnya yang melambungkan namanya untuk pertama kali adalah Karmila (1973).
Cerita “Karmila” sebelumnya dimuat dalam bentuk cerita bersambung di surat kabarKompas. Cerber “Karmila 1” mulai 6 Juni 1970 dan Cerber “karmila 2” mulai 15 April 1971. Lalu, cerber itu diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama dalam bentuk novel dan meledak di pasaran.Novel itu cepat sekali mengalami cetak ulang. Pertama sekali diterbitkan Desember 1973, pada bulan Februari 1974 sudah mengalami cetakan ke-2, April 1974 cetakan ke-3, Juni 1974 cetakan ke-4, Oktober 1974 cetakan ke-5, Februari 1975 cetakan ke-6, desember 1975 cetakan ke-7 September 1975 cetakan ke-8, dan seterusnya. Pada tahun 2003 juga masih dicetak ulang untuk yang ke-19 dan tahun 2004 cetakan yang ke-20 dengan edisi khusus (hard cover).
Begitu terkenalnya novel itu hingga tak cukup dibaca saja dan akhirnya ditampilkan dalam bentuk layar lebar. Novel itu difilmkan pertama kali pada tahun 1974 yang disutradarai oleh sutradara terkenal saat itu, yaitu Ami Priyono, serta dibintangi oleh Muriani Budiman dan awang Darmawan.
Setali tiga uang dengan novelnya, filmnya pun meledak di pasaran dan sangat popular di masyarakat.Tidak cukup sampai di situ, novel itu pun di filmkan pula untuk yang kedua kalinya, yaitu pada tahun 1981. Kali ini filmnya disutradarai oleh Nico Pelamonia, serta dibintangi oleh bintang film yang sangat popular saat itu, yaitu Robby Sugara dan Tanty Yosepha. Filmnya yang ini pun tetap meledak dan digandrungi oleh masyarakat.
Oleh karena itu, tak heran kalau seri sinetronnya juga hadir kemudian. Sinetron itu diberi judul yang sama “Karmila”, disiarkan oleh stasiun televisi Indosiar pada tahun 1998 serta dibintangi oleh Paramitha Rusady dan Teddy Syah. Tak sulit diduga, sinetron yang berdurasi satu jam dan ditayangkan dalam 26 episode itu pun mampu menuai kesuksesan, yang hampir sama dengan film-filmnya.
Novel Karmila dan novel-novel Marga T yang lahir kemudian, dengan jumlah yang cukup banyak, secara umum dikelompokkan ke dalam novel popular meskipun oleh sebagian tokoh dikelompokkan sebagai novel yang bernilai sastra yang baik, sama dengan novel-novel sastra lainnya.
Marga T atau lengkapnya Marga Tjoa lahir di Jakarta, 27 Januari 1943. Marga T adalah seorang penganut Katolik yang taat. Ia menyelesaikan pendidikan dasarnya (SD) pada tahun 1956, SMP (1959), dan SMA (1962). Lalu, ia melanjutkan pendidikannnya di Fakultas Kedokteran, Universitas Trisakti, Jakarta dan memperoleh gelar dokter dari almamaternya tersebut.
Ia mulai menulis sejak usia 14 tahun, ia menulis di majalah sekolahnya. Pada usia 21 tahun, cerpen pertamanya muncul di surat kabar dengan judul “Kamar 27”. Di usianya yang ke-26, ia sudah menghasilkan sebuah buku yang diberi judul Rumahku adalah Istanaku (1969, cerita anak-anak). Cerbernya “Karmila” ditulis pada saat ia masih kuliah di Fakultas Kedokteran, Universitas Trisakti, Jakarta.
Sebagai penulis, Marga adalah seorang pekerja keras. Kedisiplinannya terlihat saat ia berkomitmen untuk menghabiskan waktunya empat hingga lima jam setiap hari untuk mengarang. Ia juga disiplin untuk membaca. Ia membacasegala macam buku, dari berbagai macam pengarang.
Menurutnya, “Masyarakat berhak memilih bacaan yang disukainya, tetapi penulis tidak. Ia harus membaca tulisan siapa pun.”Sepertinya, itu adalah prinsipnya. Oleh karena itu, ia rela mengeluarkan uang banyak untuk membeli novel karena ia harus membaca banyak karya penulis lain.
Karya-karyanya yang lahir kemudian sungguh membuat takjub. Bukan hanya karena jumlahnya yang banyak, melainkan juga karena mampu menjadi novel-novel laris. Novelnya Badai Pasti Berlalu (1974) juga menjadi perbincangan yang panjang. Novel yang sangat banyak mendapat apresiasi. Novel itu, sebagaimana juga Karmila, bermula dari cerber di surat kabar Kompas (mulai 5 Juni—2 September 1972). Lalu, oleh Gramedia Pustaka Utama, diterbitkan pertama kali sebagai novel pada bulan Maret 1974. Pada bulan April 1974 mengalami cetakan ke-2, Juli 1974 cetakan ke-3, Oktober 1974 cetakan ke-4, Februari 1975 cetakan ke-5, Februari 76 cetakan ke-6, Oktober 1976 cetakan ke-7, dan seterusnya. Sungguh produk yang sangat mengagumkan.
Lagi-lagi, novel ini menggelitik insan perfilman. Tak kurang dari sutradara tangguh Indonesia, Teguh Karya, mengalihwahanakan novel itu ke layar lebar dengan judul yang sama, “Badai Pasti Berlalu”. Film itu dirilis pada tahun 1977 dan dibintangi oleh Slamet Rahardjo, Christine Hakim, Roy Marten, dan Mieke Widjaya.
Untuk mendampingi film ini, Eros Djarot menciptakan lagu dan musik yang sangat indah dengan judul yang sama “Badai Pasti Berlalu”.Lagu “Badai Pasti Berlalu” dinyanyikan secara duet oleh suara-suara yang juga luar biasa milik Berlian Hutauruk dan Chrisye.Jadilah novel Marga T itu menjadi satu film yang sangat indah.Film yang diangkat dari novel Marga itu juga menuai banyak penghargaan di FFI 1978.
Tiga puluh Tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2007, diluncurkan lagi film daur ulang “Badai Pasti Berlalu” yang disutradarai oleh Teddy Soeriaatmadja dan dibintangi oleh Vino G. Bastian dan Raaihanun.
Novel Marga T yang lain yang juga meledak saat dipasarkan, antara lain, adalah Gema Sebuah Hati yang diambil dari cerber surat kabar Kompas (dimuat di Kompas mulai tanggal 9 Oktober 1974) dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 1976 dan novel Bukan Impian Semusim yang diambil dari cerber majalah Femina (dimuat mulai 6 Agustus 1974) dan diterbitkan oleh PT Gaya Favorite Press pada tahun 1976 yang di kemudian hari juga diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 1991. Novel Bukan Impian Semusim itu juga diangkat ke layar lebar dengan judul sama. Sutradaranya adalah Ami Priyono dan bintangnya, antara lain, Djatu Parmawati dan Deddy Mizwar.
Marga T adalah sosok penulis yang sederhana. Meskipun bukunya sangat laris dan namanya sangat terkenal, iatidakinginterlalu dikenal masyarakat. Ia khawatir tidak bisa lagi bebas naik bus atau nonton bioskop. Ia menikah pada tahun1979 dengan seorang insinyur kimia, lulusan Universitas Trisakti (satu almamater dengannya), tapi bertemu di Eropa saat ia sedang mengunjungi Negara itu. Marga T memperoleh biaya mengunjungi Eropa berkat novelnya Karmila yang beberapa kali dicetak ulang.
Saat ini Marga T telah menulis 80 cerita pendek, 50 cerita untuk anak (novel, novelette, dan kumpulan cerpen), dan 38 novel. Cerita-cerita Marga T tidak hanya berkisah tentang cinta, tapi juga ada kisah misteri (detektif), dan juga cerita satire. Sebelum dikumpulkan menjadi buku, tulisannya banyak yang lebih dulu dipublikasikan melalui surat kabar atau majalah, antara lain, di surat kabar Sinar Harapan, Kompas, Suara Karya dan Star Weekly serta majalah Femina, Gadis,dan Mitra.
Novelnya yang paling mutakhir adalah Sekuntum Nozomi. Novel itu terdiri atas lima seri, yaitu dari buku kesatu sampai buku kelima (terbit tahun 2002--2006). Kelima novel itu berisi halaman yang cukup tebal (buku kesatu 514 halaman, buku kedua 662 halaman, buku ketiga 418 halaman, buku keempat 381 halaman, dan buku kelima 468 halaman). Bukunya yang ke-3 mengangkat kisah seputar tragedi Mei 1988 yang menelan banyak korban, khususnya kaum perempuan keturunan Tionghoa.
Karya-karya Marga T
• Sekuntum Nozomi (buku satu hingga kelima) - (2002-2006)
• Dibakar Malu dan Rindu (2003)
• Dipalu Kecewa dan Putus Asa (2001)
• Amulet dari Nubia (1999)
• Dicabik Benci dan Cinta (1998)
• Didera Sesal dan Duka (1998)
• Matahari Tengah Malam (1998)
• Melodi Sebuah Rosetta (1996)
• Dikejar Bayang-bayang (1995)
• Sepagi Itu Kita Berpisah (1994)
• Rintihan Pilu Kalbuku (1992)
• Seribu Tahun Kumenanti (1992)
• Berkerudung Awan Mendung (1992)
• Sonata Masa Lalu (1991)
• Bukan Impian Semusim (1991)
• Namamu Terukir di Hatiku (1991)
• Istana di Kaki Langit (1990)
• Petromarin (1990)
• Waikiki Aloha: kumpulan satir (1990)
• Kobra Papageno: Manusia Asap dari Pattaya (1990)
• Kobra Papageno: Rahasia Kuil Ular (1989)
• Di Hatimu Aku Berlabuh (1988)
• Ketika Lonceng Berdentang: cerita misteri (1986)
• Kishi: buku kedua trilogi (1987)
• Batas Masa Silam: Balada Sungai Musi (1987)
• Oteba: buku ketiga trilogi (1987)
• Ranjau-ranjau Cinta (1987)
• Sekali dalam 100 tahun: kumpulan satir (1988)
• Tesa (1988)
• Sembilu Bermata Dua (1987)
• Setangkai Edelweiss: sambungan Gema Sebuah Hati (1987)
• Untukmu Nana (1987
• Saskia: sebuah trilogi (1987)
• Bukit Gundaling (1984)
• Rahasia Dokter Sabara (1984)
• Saga Merah (1984)
• Fatamorgana (1984)
• Monik: sekumpulan cerpen (1982)
• Sebuah Ilusi (1982)
• Lagu Cinta: kumpulan cerpen (1979)
• Sepotong Hati Tua (1977)
• Bukan Impian Semusim (1976)
• Gema Sebuah Hati (1976)
• Badai Pasti Berlalu (1974)
• Karmila (1971, dibukukan (1973)
• Rumahku adalah Istanaku (1969)
Sumber foto: http://www.goodreads.com