Katharina Endriati Sukamto

Dr. Katharina Endriati Sukamto adalah doktor linguistik di Universitas Atmajaya, Jakarta. Ia dilahirkan di Semarang pada tanggal tanggal 16 Mei 1953. Pendidikan SD — SMA diselesaikannya di kota Malang, masing-masing di SD Cor Yesu lulus tahun 1965, SMP Cor Yesu lulus tahun 1968, dan SMA Cor Yesu lulus tahun 1971. Setelah lulus SMA, ia melanjutkan pendidikannya di  Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, IKIP Sanata Dharma, Yogyakarta, dan lulus tahun 1980. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan S-2  di  Unika Atma Jaya, Jakarta, lulus tahun 1995, dan S-3  di Melbourne University, Australia, lulus tahun 2003.

Katharina menikah dengan Emmanuel Sukamto. Dari pernikahannya, mereka mempunyai dua orang anak,  Albertus Galih Prawata  dan Yohanes Aditya Rahadian. 

Pengalaman  kerjanya diawali dengan menjadi guru SMA Seminari Mertoyudan, Magelang,  IKIP Sanata Dharma, Yogyakarta, dan  di Lembaga Pendidikan Kejuruan, Pendidikan Sekretaris Santa Maria Marsudi Rini, Yogyakarta (1980—1983). Ia juga menjadi dosen  di FKIP Universitas Bengkulu, Bengkulu (1984—1985) dan di Pusat Kajian Bahasa dan Budaya, Unika Atma Jaya (1985—2004).  Kini Khatarina menjadi dosen tetap Linguistik Terapan Bahasa Inggris, Sekolah Pascasarjana, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta.

Selain mengajar, ia juga mengemban tugas sebagai Ketua Program Studi Linguistik Terapan Bahasa Inggris (LTBI), Sekolah  Pascasarjana, Unika Atma Jaya  (2006—2007),  Kepala Pusat Pengajaran Bahasa, Unika Atma Jaya (2004—2008), dan  Wakil Rektor Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kerja Sama Unika Atma Jaya (2008—2011).

Selain itu, ia aktif dalam organisasi profesi sebagai Ketua Masyarakat Linguistik Indonesia (2005—2009) dan  sebagai bendahara Masyarakat Linguistik Indonesia (2011—sekarang). Ia juga menjadi Dewan Editor Linguistik Indonesia, Jurnal ilmiah Masyarakat Linguistik  Indonesia (2003—sekarang)  dan Indonesian Journal of English Language Teaching  (2005—sekarang).

Sebagai seorang ilmuwan, selain aktif dalam berbagai kegiatan ilmiah di dalam negeri, ia juga aktif mengikuti kegiatan ilmiah di luar negeri, seperti di Singapura, Malaysia, Jepang, dan Amerika.

KARYA:
a. Buku Terjemahan
   1. Tentang Aku (Tira Pustaka, Jakarta, 1985)
   2. Petunjuk bagi Orang Tua (Tira Pustaka, Jakarta, 1985)
   3. Warga Hutan di Negeri Naga (Tira Pustaka, Jakarta, 1985)
   4. Jumpailah Warga Hutan  (Tira Pustaka, Jakarta, 1985)
   5. King Ace and the Mouse Queen (terjemahan dari bahasa Indonesia ke bahasa
      Inggris), Sasak: Working Papers in Sasak  (The University of Melbourne, 2000)
   6. Making the New Indonesia Work for the Poor (dengan tim) ( Indopov, the World
      Bank, 2007)


b. Suntingan
     1, PELBBA 11 (bersama Soenjono Dardjowidjojo) ( Penerbit Kanisius, 1998)
     2. Rampai Bahasa, Pendidikan, dan Budaya (Yayasan Obor Indonesia, 2003)
     3. Cakrawala Baru: Liber Amicorum untuk Prof. Soenjono Dardjowidjojo, Ph.D.
         (Yayasan Obor Indonesia, 2003)
     4. Menabur Benih Menuai Kasih: Persembahan Karya Bahasa, Sosial, dan Budaya
         untuk Anton M. Moeliono pada Ulang Tahunnya yang Ke-75 (Yayasan Obor Indonesia, 2004)
     5. Kelana Bahana sang Bahasawan: Persembahan untuk Prof. Soenjono
       Dardjowidjojo, Ph. D. dalam Rangka Ulang Tahunnya yang Ke-70 (Universitas Atma Jaya,  2008)


c. Artikel
   1. “The Distal Demonstrative Pronoun itu as a Communicative Strategy in
         Developing Discourse” (dalam Cakrawala Baru (Ed.) (Yayasan Obor, 2003)
   2. “Pemakaian ‘Perempuan’ dalam Frasa Nomina”  (dalam Menabur Benih   
         Menuai Kasih (Ed.) (Yayasan Obor, 2004)
   3. “Bentuk-Bentuk Acuan dan Kebersinambungan Informasi: Analisis Wacana
         Lisan Bahasa Indonesia” (dalam PELBBA 17, Yayasan Obor, 2004)
   4. “Demonstrativa ini dalam Bahasa Indonesia Ragam Lisan: Pengenalan Referen
      dalam Imajinasi Penutur” (dalam Berbagi Kasih Tumbuh Bersama: Bahasa dan Pendidikan  Kunci Keberhasilan Pencerdasan Bangsa, Festschrift untuk D.P. Tampubolon pada ulang tahun ke-75 (bersama Meisuri, Tjut Ernidawati, Nelson Lumbantoruan, dan Ida Tumengkol, 2005)
   5. “The Demonstratives in Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia: A Critical  
      Analysis” (dalam Linguistik Indonesia, 2008)
   6. “Menampilkan Sosok Perempuan dalam Bahasa Indonesia,” (dalam
     Multikulturalisme, Peran Perempuan, dan Integrasi Nasional: Persembahan untuk Mely G. Tan (Universitas Atma Jaya, 2008)
   7. “Representasi Peran Sosial Perempuan dalam Bahasa Indonesia” (dalam
     Panorama Pengkajian Bahasa, Sastra dan Pengajarannya: Persembahan untuk 65 Tahun  Usia Prof. Dr. H.D. Edi Subroto  (Universitas Sebelas Maret, 2009)
   8. “The Co-occurrence of the Clitic –nya and the Demonstrative itu in Spoken
     Indonesian Discourse”  ( dalam Linguistik Indonesia, Februari 2012)


d. Makalah
   1. “Bentuk-Bentuk Acuan dan Kebersinambungan Informasi: Analisis Wacana Lisan
       Bahasa Indonesia” (PELBBA 17, Unika Atma Jaya, 2003)
   2. “Perempuan ‘Female’ in Indonesian Noun Phrases.” (International Symposium on
      Malay/Indonesian Linguistics, Penang, Malaysia, 2004)
   3. “On Polite Requesting Competence: A Sociolinguistic Perspective.” (The 54th
     TEFLIN Conference, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, 2006)
   4. “Pengajaran Menyimak dan Membaca: Pendekatan dan Strategi.” (Pelatihan
     Pengajaran Guru BIPA, STBA LIA Jakarta, 2007)
   5. “Pengajaran BIPA dengan Materi dan Situasi Otentik.” (Semiloka Internasional
     Pengajaran BIPA, Jakarta, 2007)
   6. “English Language Teaching in Indonesia: Constraints in Teachers’ Quality
     Improvement” (The 2009 TLC Conference, Oahu, Hawaii, USA,  2009)
   7. “Indirect Learning Strategies by Learners of Indonesian: A Way to Successful
     Language Learning” (Singapura,  2010)
   8. “Polite Requesting Competence by Korean Learners of Indonesian” (Asian
     Conference on Language Learning (ACLL), Osaka, Japan, 2011)
   9. “The Co-occurrence of –nya and itu: Which One is the identifiable Marker?”
     (Kongres Internasional Masyarakat Linguistik Indonesia, UPI, Bandung, 2011)
   10. “Immediate Recall through the Demonstrative Pronoun itu: A Cohesive Device in
 Spoken Indonesian Discourse” (The 12th International Conference on Austronesian Languages, Universitas Udayana, Bali, 2012)

Katharina Endriati Sukamto

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa