Djenar Maesa Ayu
Djenar Maesa Ayu atau yang akrab disapa Nai adalah penulis yang berbakat. Nai yang lahir di Jakarta tanggal 14 Januari 1973 berasal dari keluarga seniman. Ayahnya, Syuman Djaya, adalah sutradara film dan ibunya, Tuti Kirana, adalah aktris terkenal tahun 1970-an. Djenar memiliki dua orang anak, yaitu Banyu Bening dan Btari Maharani.
Nai memulai menggeluti menulis dengan menemui sejumlah sastrawan yang dijadikannya sebagai guru. Mereka itu adalah Budi Darma, Seno Gumira Ajidarma, dan Sutardji Calzoum Bachri. Karya Nai banyak mendapat kritik dan pujian karena kontroversi. Namun, baginya, hal itu tidak memengaruhi kreativitasnya. Ia tetap menulis apa yang ingin diekspresikannya. Salah satu ciri karyanya adalah temanya dunia perempuan dan seksualitas. Karya pertamanya adalah cerpen “Lintah” (2002) yang bertema feminisme dan dimuat di Kompas.
Karyanya, terutama cerpen, tersebar di berbagai media massa Indonesia, seperti Kompas, The Jakarta Post, Republika, Koran Tempo, Majalah Cosmopolitan, dan Lampung Post. Buku pertama Nai berupa kumpulan cerpen yang berjudul Mereka Bilang, Saya Monyet! (2004). Buku itu telah dicetak ulang delapan kali dan masuk dalam sepuluh buku terbaik Khatulistiwa Literary Award 2003. Buku itu diterbitkan dalam bahasa Inggris. Kumpulan cerpen Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu) juga mendapat penghargaan lima besar Khatulistiwa Literary Award 2004. Cerpennya “Waktu Nayla” mendapat predikat Cerpen Terbaik Kompas 2003, yang dibukukan bersama cerpen “Asmoro” dalam antologi cerpen pilihan Kompas.
Cerpen “Menyusu Ayah” menjadi Cerpen Terbaik 2003 versi Jurnal Perempuan dan diterjemahkan oleh Richard Oh. ke dalam bahasa Inggris dengan judul “Suckling Father” untuk dimuat dalam Jurnal Perempuan versi bahasa Inggris khusus edisi karya terbaik.
Selain menulis, Djenar juga menggeluti bidang perfilman, yaitu sebagai pemain dan sutradara. Ia membintangi film Boneka dari Indiana (1990), Koper (2006), Anak-Anak Borobudur (2007), Cinta Setaman (2008), Dikejar Setan (2009), Melodi (2010), dan Purple Love (2011) dan menjadi sutradara film Mereka Bilang, Saya Monyet, SAIA (2009) serta sutradara TV dalam acara “Fenomena” (TransTV, 2006) dan “Silat Lidah” (AnTV, 2007). Ia mendapat Piala Citra untuk Sutradara Terbaik dalam film Mereka Bilang, Saya Monyet!
KARYA:
a. Novel
Nayla (2005)
b. Kumpulan Cerita Pendek
1. Mereka Bilang, Saya Monyet! (2002)
2. Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu) (2004)
3. Cerota Pendek tentang Cerita Pendek (2006)
4. 1 Perempuan dan 14 Laki-Laki (2011)
c. Sutradara/Penulis/Skenario
1. “Fenomena” (TransTV, 2006)
2. “Silat Lidah” (AnTV, 2007)
3. SAIA (2009)
4. Mereka Bilang, Saya Monyet
d. Film yang Dibintangi
1. Boneka dari Indiana (1990)
2. Koper (2006)
3. Anak-Anak Borobudur (2007)
4. Cinta Setaman (2008)
5. Dikejar Setan (2009)
6., Melodi (2010)
7. Purple Love (2011)
Penghargaan
1. Piala Citra untuk Sutradara Terbaik dalam film Mereka Bilang, Saya Monyet!
2. Sepuluh besar buku terbaik Khatulistiwa Literary Award 2003 untuk bukunya Mereka Bilang, Saya Monyet!
3. Cerpen Tetrbaik Kompas 2003 untuk cerpennya “ Waktu Nayla”
4. Cerpen Terbaik 2003 versi Jurnal Perempuan untuk cerpennya “Menyusu Ayah”
5. Lima besar buku terbaik Khatulistiwa Literary Award 2004 untuk kumpulan cerpen Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu)