Danarto

Danarto adalah sastrawan dan pelukis terkemuka di Indonesia. Danarto dilahirkan pada tanggal 27 Juni 1941 di Sragen, Jawa Tengah. Ayahnya bernama Jakio Harjodinomo, seorang mandor pabrik gula. Ibunya bernama Siti Aminah, seorang pedagang batik di pasar.

Setelah menamatkan pendidikannya di sekolah dasar (SD), ia melanjutkan pelajarannya ke sekolah menengah pertama (SMP). Kemudian, ia meneruskan sekolahnya di sekolah menengah atas (SMA) bagian Sastra di Solo. Pada tahun 1958--1961 ia belajar di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta jurusan Seni Lukis. Pada tahun 1976 ia mengikuti lokakarya Internasional Writing Program di Iowa City, Amerika Serikat, bersama pengarang dari 22 negara.  Ia memang berbakat dalam bidang seni. Pada tahun 1958—1962 ia membantu majalah anak-anak Si Kuncung yang menampilkan cerita anak sekolah dasar. Ia menghiasi cerita itu dengan berbagai variasi gambar. Selain itu, ia juga membuat karya seni rupa, seperi relief, mozaik, patung, dan mural (lukisan dinding). Rumah pribadi, kantor, gedung, dan sebagainya banyak yang telah ditanganinya dengan karya seninya.

Pada tahun 1969—1974 ia bekerja sebagai tukang poster di Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Pada tahun 1973 ia menjadi pengajar di Akademi Seni Rupa LPKJ (sekarang IKJ) Jakarta. Pada tahun 1979—1985 bekerja di majalah Zaman.

Danarto lebih gemar berkecimpung dalam dunia drama. Hal itu terbukti sejak tahun 1959—1964 ia masuk menjadi anggota Sanggar Bambu Yogyakarta, sebuah perhimpunan pelukis yang biasa mengadakan pameran seni lukis keliling, teater, pergelaran musik, dan tari. Dalam pementasan drama yang dilakukan Rendra dan Arifin C. Noor, Danarto ikut berperan, terutama dalam rias dekorasi.

Pada tahun 1970 ia bergabung dengan misi Kesenian Indonesia dan pergi ke Expo 1970 di Osaka, Jepang. Pada tahun 1971 ia membantu penyelenggaraan Festival Fantastikue di Paris.
Ia juga melakukan kegiatan sastra di luar negeri. Pada tahun 1983 ia mengikuti Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda.

Tulisannya yang berupa cerpen banyak dimuat dalam majalah Horison, seperti “Nostalgia”, “Adam Makrifat”, dan “Mereka Toh Tidak Mungkin Menjaring Malaikat”. Di antara cerpennya, yang berjudul “Rintrik”, mendapat hadiah dari majalah Horison tahun 1968. Pada tahun 1974 kumpulan cerpennya dihimpun dalam satu buku yang berjudul Godlob yang diterbitkan oleh Rombongan Dongeng dari Dirah. Karyanya dengan pengarang lain, yaitu Idrus, Pramudya Ananta Toer, A.A. Navis, Umar Kayam, Sitor Situmorang, dan Noegroho Soetanto, dimuat dalam sebuah antologi cerpen yang berjudul From Surabaya to Armageddon (1975) oleh Herry Aveling. Karya Danarto juga ada yang dimuat dalam majalah Budaya dan Westerlu (majalah yang terbit di Australia). Karyanya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang, Inggris, Belanda, dan Prancis. Cerpennya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh  Harry Aveling  diberi judul From Surabaya to Armagedonn (1976) dan Abracadabra  (1978).

Dalam bidang film, ia pun banyak memberikan sumbangannya yang besar, yaitu sebagai penata dekorasi. Film yang pernah digarapnya ialah Lahirnya Gatotkaca (1962), San Rego (1971), Mutiara dalam Lumpur (1972), dan Bandot (1978).

KARYA:
a.    Novel
1.    Asmaraloka (1999)
b.    Kumpulan Cerpen
1.    Godlob (1975)
2.    Adam Ma’rifat (1982)
3.    Berhala (1987)
4.    Orang Jawa Naik Haji (1984)
5.    Gergasi (1993)
6.    Setangkai Melati di Sayap Zibril (2001)
c.    Drama
1.    Obrok Owok-Owok, Ebrek Ewek-Ewek (1976)
2.    Bel Geduwel Beh (1976)

d.    Kumpulan Esai
        Gerak-Gerak Allah (1996)

Penghargaan
1.    Hadiah dari majalah Horison tahun  1968  untuk cerpennya “Rintrik”
2.    Hadiah Sastra dari dari Dewan Kesenian Jakarta  dan Hadiah dari Yayasan Buku  Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,  tahun 1982 atas cerpennya “Adam Makrifat”
3.    Hadiah dari Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1987 atas kumpulan cerpennya Berhala
4.    Penghargaan SEA Write Award dari Kerajaan Thailand tahun 1988

Admin Badan Bahasa

-

Danarto

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa