Eka Kurniawan

Eka Kurniawan adalah salah satu sastrawan Indonesia yang mulai menggemparkan kancah internasional atas novel yang telah ditulisnya. Novel itu berjudul Cantik Itu Luka. Atas ide dan keseriusan mengemas cerita, novel tersebut berhasil menembus penghargaan World Reader’s Award 2016 yang diselenggarakan di Hongkong. Penghargaan itu pun menjembatani buku-bukunya untuk diterbitkan di tiga negara Eropa, yaitu Jerman, Polandia, dan Norwegia. Tidak hanya itu, 30 negara lainnya ikut menerjemahkan novel yang dirilis pada tahun 2002 itu.

Kini Eka Kurniawan menginjak usia 47 tahun. Pria ini lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat pada 28 November 1975. Ia menikah dengan tambatan hatinya yang bernama Ratih Kumala, penulis buku Gadis Kretek pada tahun 2006 dan dikaruniai anak yang bernama Kidung Kinanti Kurniawan. Selanjutnya, sumber yang dihimpun oleh kompas.com menyebutkan bahwa Eka menghabiskan masa kecil dan remajanya di Pangandaran, Jawa Barat.

Eka menamatkan pendidikan terakhirnya di Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada dengan skripsi yang berjudul Pramedya Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosial. Skripsi itu pun akhirnya menjadi buku nonfiksi yang ditulis oleh Eka Kurniawan, diterbitkan oleh Yayasan Aksara Indonesia pada tahun 1999, dan beberapa kali dicetak.

Melalui latar belakang keilmuannya dari bidang filsafat itulah, banyak gagasan penceritaan yang dibangun oleh Eka Kurniawan mempunyai filosofi tertentu dalam menyikapi realitas kehidupan. Selain itu, kritik-kritik sosial pun ia utarakan dalam pengemasan penceritaannya.

Perjalanan sepanjang itu telah menghasilkan sejumlah karya, prestasi, dan penghargaan selama menggeluti dunia kesusastraan. Berikut beberapa karya, prestasi, dan penghargaan yang telah diraih Eka Kurniawan.

 Karya-Karya

  1. Cantik Itu Luka, 2002, Gramedia;
  2. Lelaki Harimau, 2004, Gramedia;
  3. Seperti Dendam, Rindu Hraus dibayar Tuntas, 2014, Gramedia;
  4. Kitchen Curse: Stories;
  5. Corat-coret di Toilet;
  6. O: Tentang Seekor Monyet yang Ingin Menikah dengan Kaisar Dangdut;
  7. Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta melalui Mimpi;
  8. Kumpulan Budak Setan;
  9. Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosialis;
  10. Cinta Tak Ada Mati;
  11. Gelak sedih dan Cerita-Cerita Lainnya; dan
  12. Usaha Menulis Silsilah Bacaan: Blog 2008—2011, 2015—2019.

Prestasi

  1. Jurnal Foreign Policy pada tahun 2006 menobatkan Eka sebagai salah satu dari 100 pemikir paling berpengaruh di dunia; dan
  2. Lelaki Harimau menjadi salah satu buku pertama dari Indonesia yang dinominasikan pada penghargaan sastra “The Man Booker International Prize”;

Penghargaan

  1. Penghargaan Prince Claus Awards 2018 kategori Sastra/Literatur di Belanda atas kontribusi di bidang kebudayaan;
  2. Penghargaan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa untuk antologi cerpen Cinta Tak Ada Mati pada kategori kumpulan cerpen pada tahun 2018;
  3. The S.E.A Write Award dari Kerajaan Thailand pada tahun 2019 untuk novel O: Tentang Seekor Monyet yang Ingin Menikah dengan Kaisar Dangdut; dan
  4. Pemenang penghargaan FT/Oppenheimer Funds Emerging Voices Awards di New York atas buku yang berjudul Lelaki Harimau (Man Tiger) pada tahun 2004.

Sumber Bacaan

 https://amp.tirto.id/m/eka-kurniawan-fs

Artikel “Cantik Itu Luka Diterjemahkan ke Bahasa Jerman, Polandia, dan Norwegia" pada https://hot.detik.com/book/d-3280340/cantik-itu-luka-diterjemahkan-ke-bahasa-jerman-polandia-dan-norwegia.

https://edukasi.kompas.com/

Artikel CNN Indonesia "Eka Kurniawan Memenangi 'Emerging Voices 2016' di New York" pada https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20160928110716-241-161722/eka-kurniawan-memenangi-emerging-voices-2016-di-new-york.

Sumber gambar

https://www.zenius.net/blog/eka-kurniawan

Eka Kurniawan

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa