Badan Bahasa Menyelenggarakan Seminar Antarbangsa Kesusastraan Asia Tenggara (SAKAT)
Jakarta—Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan, Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch., Ph.D. membuka secara resmi Seminar Antarbangsa Kesusastraan Asia Tenggara (SAKAT) yang mengusung tema “Penguatan Pemahaman Sastra dalam Lintas Budaya sebagai Perwujudan Keharmonisan Bangsa Serumpun” di Hotel Oasis Amir, Jakarta, Kamis 24 Oktober 2013.
Seminar yang diselenggarakan oleh Mastera Indonesia (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) itu menampilkan pemakalah dari negara anggota MASTERA (Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) serta beberapa negara pemerhati. Seminar itu dilaksanakan selama dua hari, tanggal 24—25 Oktober 2013.
Adapun pemakalah yang tampil dalam seminar itu antara lain Prof. Dr. Mahsun, M.S. (Kepala Badan Bahasa, Indonesia), Mohammad Khairul Nazwan bin Karim (Brunei Darussalam), Dr. Norhayati Abdur Rahman (Malaysia), Encik Suratman Markasan (Singapura), Dr. Gabrielee E. Otto (Jerman), Bastian Julieno, Ph.D. (Iran), Alexandra de Araújo Tilman (Timor Leste), dan Phaosan Jehwae (Thailand).
Tujuan diselenggarakannya seminar itu ialah untuk memahami sastra dalam lintas budaya guna mewujudkan keharmonisan di antara bangsa serumpun dan bangsa di dunia secara umum sehingga diharapkan melalui seminar ini dapat dihasilkan pemikiran baru yang menguatkan pemahaman sastra dalam lintas budaya dan multikulturalisme.
Dalam sambutannya, Wiendu mengungkapkan kebahagiaannya menyaksikan berkumpulnya para sastrawan dari negara-negara serumpun untuk saling bertukar pikiran. "Para sastrawan negara-negara serumpun ini merupakan suatu keluarga," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, diluncurkan pula tiga judul buku yang merupakan produk kerja sama Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera), yakni Sastra dan Ideologi, Antologi Esai, dan Antologi Naskah Drama.
(an)