Kontribusi Dharma Wanita Persatuan Pusat untuk Mengatasi Rendahnya Literasi di Indonesia

Kontribusi Dharma Wanita Persatuan Pusat untuk Mengatasi Rendahnya Literasi di Indonesia

Dharma Wanita Persatuan (DWP) Pusat yang bekerja sama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menggelar kegiatan seminar Tantangan Membaca Nyaring (Read Aloud Challenge) yang bertajuk "21 Hari Petualangan Keluarga Cerdas Membaca" pada Kamis, 6 Juli 2023 di Aula Gedung Dharma Wanita Pusat, Jakarta. Kegiatan ini diikuti oleh 130 orang peserta dari DWP Pusat dan 46 anggota DWP. Kegiatan yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Dharma Wanita Persatuan ID tersebut menghadirkan  dua orang pakar literasi anak, yaitu Elis Siti Toyibah dan dr. Irnova Suryani.

Teti Herawati Aminudin Aziz, Ketua I DWP Pusat, dalam sambutannya mengatakan bahwa keluarga merupakan sebuah fondasi untuk tumbuh dan berkembangnya sebuah bangsa. Jika fondasinya kuat dan kokoh, bangunan di atasnya dapat kuat dan tahan terhadap setiap guncangan. "Di keluarga inilah proses mendidik anak yang paling utama. Peran orang tua sangat penting dalam perkembangan belajar anak khususnya dalam hal minat baca. Sudah seharusnya orang tua turut serta dalam menumbuhkan kecintaan membaca pada diri anak sejak dini. Fondasi ini harus kuat," ungkapnya.

Teti juga menyinggung data UNESCO yang menunjukkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, yaitu hanya 0,001% yang berarti bahwa dari 1000 orang Indonesia, hanya satu orang yang rajin membaca. Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia ini menyebabkan kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia hanya jalan di tempat (stagnan) dan cenderung mundur. Hal tersebut menyebabkan turunnya produktivitas negara yang pada akhirnya berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat.

Data UNESCO ini diperkuat oleh hasil survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada tahun 2019. Hasil survei tersebut menyatakan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-62 dari 70 negara atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah. Ironisnya, meski minat baca buku rendah, tetapi data Wearesocial mengungkapkan bahwa orang Indonesia mampu menatap layar gawai kurang lebih 9 jam sehari. Tidak heran dalam hal kecerewetan di media social, orang Indonesia berada di urutan ke-5 dunia.

Berdasarkan data dan survei dari berbagai lembaga tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat baca dan berliterasi masyarakat Indonesia masih rendah, tetapi penggunaan gawai, internet dan media sosial sangatlah tinggi, Kenyataan ini menggugah Dharma Wanita Persatuan untuk meluncurkan suatu gerakan bersama, yaitu Gerakan Keluarga Cerdas Membaca pada HUT ke-23 DWP, tanggal 7 Desember 2022. Gerakan Cerdas membaca ini menjadi salah satu program kerja bidang Pendidikan DWP masa bakti pengurus periode 2022—2024 pada tema literasi. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mendorong para orang tua agar berperan aktif dalam mencerdaskan generasi bangsa melalui kegiatan literasi.

Untuk meningkatkan kompetensi literasi, diperlukan kualitas pembelajaran yang baik serta difasilitasi dengan ketersediaan dan pemanfaatan buku bacaan secara tepat. Pelatihan disertai buku bacaan menaikkan nilai literasi siswa sebanyak 8% pada kemampuan membaca dan 9% pada kemampuan mendengar. Tantangan membaca nyaring (Read Aloud Challenge) adalah sebuah tantangan 21 hari Petualangan Keluarga Cerdas Membaca yang dilakukan orang tua untuk anak-anak secara terus-menerus selama 21 hari. Para orang tua diharapkan mampu menjadi agen perubahan dalam meningkatkan minat baca anak di Indonesia.

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa